“Horeee …!!!” seruku sambil mengacungkan piala pertamaku.
Aku memenangi lomba membuat karya tulis yang bertema, “Presiden Idamanku” di taman kota. Piala itu sangat besar. Warnanya kuning keemasan. Aku bangga sekali memiliki piala itu.
“Wah, anak Umi sudah pintar menulis sekarang!” seru umi sambil memelukku. Abi, umi, kakek, nenek, semuanya senang dan tertawa.
***
Sesampainya di rumah, aku menyimpan piala itu di atas lemari baju. Awalnya tampak asing, tapi lama-lama biasa juga. Piala itu terus kupandangi sampai datang, Iman, adikku. Dia tampak tak senang, bahkan cemberut di depan mukaku. Tapi, aku tak begitu memedulikannya.
Ini akan menjadi pendorong buat masa depanku, kataku dalam hati.
***
Malam harinya, aku menulis kejadian sehari ini pada diary ….