My Dear Norlorn!

Giovani Alvar
Chapter #3

2. You are My Destiny

Dia menciumku? Yang benar saja!

Aku baru tahu makhluk antah berantah dapat mencium bibir manusia. Dia meninggalkanku sendiri setelah datang sebentar sembari meninggalkan jejak kecupan. Pertama kalinya aku menyaksikan makhluk dianggap fantasi oleh sebagian orang mengekspos diri pada makhluk dimensi tiga.

Benderang rupa dia laksana candra bersama sorot mata mencolok di awal. Setelah itu, netra dia beralih bersahabat.Tampaknya dia bukan entitas jahat nan licik sebagaimana cerita dari buku, media wara-wara misteri pada kejayaan beberapa tahun silam. 

Aku tak ada pikiran buruk mengenai dia. Penampilan sosok dia memikat. Bukan terlihat dari dusun dominan kebon pisang banyak sampah. Dari pembawannya sangat khas golongan priayi. 

Kalian pasti ingin menyangkal,"Ah bisa saja itu mahkluk lokal yang menyamar jadi tampan di mata kamu!"

Aku memang belum begitu sempurna dalam memahami ini. Aku juga tahu jin dapat mengubah rupa mereka sesuai apa yang dia mau. Pertanyaanku pada kalian adalah apa kalian pernah melihat rupa mereka yang asli? Jika belum tak perlu ada saling penyangkalan versi dominan otakmu. 

Tak perlu kau cari kebenaran absolut jika kau sendiri belum benar-benar memahami apa yang dimaksud kebenaran absolut itu selain dari asumsimu versimu. Paham?

Aku pernah mendengar ada hadist menerangkan sekumpulan jin yang bertakwa pada Tuhan dan yang tidak. Yang bertakwa pada Tuhan berpenampilan rupawan, wangi, dan datang ke mimpimu dengan wujud super tidak manusiawi kerupawanannya . Yang tidak bertakwa penampilannya berkebalikan dari yang bertakwa.

Kalian lebih sering mengalami yang mana? Atau malah tak keduanya? Hehe....

Sikapnya tadi cukup sopan kendatipun dia menghibahkan kecupan gratis. Haha....

Seandainya entitas desa usil menyaru di depanku bagaimana figur orisinalnya? Jelek? Aku belum yakin soal itu. 

Jujur saja. Sekiranya dia makhluk mitologi, penampakan dia sangat mendukung. Penggambaran mereka mirip penceritaan teman Karisma, kakak tiriku. Dia pemelihara Elves wanita. 

Aku akan menangkis anggapan bahwa diri ini kebanyakan menonton film fantasi Hollywood Lord of The Ring, The Hobbit atau semacamnya. Kalian membuat praduga? Demi Neptunus! Salah semua!

Seiring kedatangan dia, memori kembali terbuka sebelum peristiwa berlangsung.

Beberapa hari sebelumnya aku bagai diajak mencari info bangsa Elves sampai akhirnya tiba pada salah satu forum jual beli di sebuah situs menjual berbagai jenis entitas pembantu manusia menurut klaim penjual.

Setelah masuk forum keganjilan mulai terjadi. Mesin pencari stagnasi di tengah gambar Elves beserta fungsinya. Lalu ponselku mati. Aku me-restart ponsel dengan tujuan mencari forum namun lenyap tak berbekas.

Harap-harap cemas perasaanku. Gawai pintar lama tak sebagus Iphone seri 5 milik adikku yang terbelah akibat emosinya. 

Luka lama terbuka kembali saat adikku menangisi ponsel tergolong kelas atas dia beli penuh perjuangan hasil menjadi peramal keliling. Emosinya memuncak tak terduga. Dengan sengaja dia membanting karena emosi semata pada Ayah.

Hal terbodoh dilakukannya akhir tahun lalu sebelum dia pergi dari desa. Aku diberi tahu oleh Mbok Salamah soal Akshita dua hari setelah aku tinggal. Dengan mudahnya dia membanting barang mahal. Sedangkan status masih fakir alias kere. Terlalu sok untuk "orang miskin".

Semua sudah terjadi. Tak dapat diulang kembali. Bisa saja . Tuhan telah menyadarkan supaya tak memikirkan pengganggu dan pembenci yang meneror. Dengan cara itu mungkin bisa lebih mendatangkan kebahagiaan untuk Akshita.

Keanehan lain sebelum ponsel lamaku berulang kali masuk konter berawal dari mencari info tentang keris Semar Mesem nan prominen membuat lawan jenis terpesona atau penglaris usaha. 

Kubuka forum jual beli dan memesan tanpa pikir panjang. Keberuntungan dalam keganjilan yang kudapat yaitu harga diskon 90 persen dari aslinya. Barang sampai 3 hari prapuasa Mutih.

Malam hari menjelang puasa mutih aku didatangi seorang perempuan bertubuh gemuk berkebaya memperkenalkan diri sebagai dayang Ki Semar. 

Saat keris tiba aku baru paham maksud dan tujuan dayang melalui pesan dalam kartu Tarotku. Tugas pertamaku cukup konyol, membantu mengembalikan keutuhan rumah tangga keluarga si penjual keris. 

Kesabaran mengolah energi dan ilmu kebatinan lebih banyak tantangan saat menjalani puasa mutih. Usai puasa hari terakhir dia datang bersama ciuman berbekas dari pagi sampai menjelang siang. 

Aku sebenarnya tak percaya pada makhluk mitologi luar negeri, khususnya Eropa. Apalagi kebanyakan orang cuma paham kearifan entitas lokal. Agak sangsi melihat situasi di sini.

Waktu menunjukkan pukul dua belas siang. Aku teringat perkataan dia, "Nanti saja kuberi tahu pada pertemuan selanjutnya. Sebaiknya kau tidur, selamat tinggal."

Apa dia sungguh-sungguh? Aku tertarik memahami dia lebih akrab. Ingin menanyakan maksud dia bertandang dan mencium bibirku. Memang ketidaksengajaan atau ada maksud lain? 

Kupergi dari kamar ke ruang tamu untuk mengucap mantra penyeru dari sofa. Menunggu sampai ada tanda hadir dia. Sesaat tercium bau harum menenangkan dari arah pintu belakang di dapur.

"Kayaknya itu dia," Wajahku berseri. Dengan segera aku merapikan rambut supaya lebih rapi. Wajah dia sudah melongok dari ruang makan. Busana dia tetap konstan, kostum fantasi tadi pagi. Tinggi badannya lebih dari kubayangkan. Kurang lebih dua meter tingginya dari perhitunganku.

"Hai," Ia menyungging senyum.

"Hai juga."

"Aku mendengar panggilanmu. Ada perlu padaku, Nona?" Langkah tebal sepatunya nyaring menghampiri meja ruang tamu. Raksi [3] tubuh dia semakin tercium. Suhu ruang tamu mengalami perubahan menjadi sejuk. Aku tahu bukan pengaruh angin masuk dari pintu atau jendela. 

Tak ada angin dari tadi selain gerah oleh tertutupnya jendela dan pintu. Aku persilakan dia duduk. Tak banyak bicara, sosok itu langsung menempati tubuhnya di sebelahku. 

"Santai aja," Aku mengirap tangan.

"Baiklah," kata dia mengangguk.

Lihat selengkapnya