My Destiny is You

Almayna
Chapter #5

Tujuan Baru

Sore itu, jumlah jamaah pengajian yang mayoritas adalah mahasiswa dari kampus ternama itu semakin hari semakin bertambah. Entah karena menjelang Ramadhan atau ada alasan lain, pemandangan itu sukses membuat senyum Khaled melebar. Sebagai salah takmir di sana, ia sangat bersyukur karena masjid yang menjadi rumah Allah ramai dengan orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.

Sejak tadi, ia hanya mengamati kondisi dari pelataran masjid. Hari ini, jadwal Sofyan yang mengisi kajian, makanya Khaled memilih berkeliling untuk melihat suasana di luar masjid. Sesekali ia mengambil sapu dan membersihkan debu yang terlihat di lantai. Selesainya membersihkan halaman masjid, ia berinisiatif untuk mengambil wudhu dan mempersiapkan diri untuk i'tikaf. Namun, teriakan seseorang membuatnya harus menyampingkan niat.

Ia berbalik, memandang heran ke arah gadis yang berdiri tak jauh darinya. Kerutan di keningnya semakin jelas tatkala gadis tersebut berlari ke arahnya.

"Mas, pernah lihat ada cewek pakai cadar, lewat sini nggak?" tanya gadis itu.

"Ada banyak perempuan yang pakai cadar di sini," jawab Khaled jujur.

Meskipun merasa tidak nyaman berbicara dengan gadis itu, Khaled tetap menjawab setiap pertanyaannya. Ia sedikit heran dengan tingkah gadis yang tidak tahu arah menuju tempat akhwat. Awalnya, Khaled sedang menduga kalau gadis tadi sedang mencari perhatian, namun ia segera beristighfar setelah mendengar alasan gadis itu memanggilnya.

"Saya hanya ingin mengembalikan tasbih ini," gumamnya menunjukkan benda itu kepada Khaled.

Laki-laki itu memandang tasbih itu dengan seksama.

Bukannya, ini milik Zulfa? Batin Khaled mencoba mengingat dimana ia pernah melihat tasbih seperti itu. Karena tidak ingin terlalu lama bersama gadis itu, Khaled memutuskan untuk mengambil benda tadi dan mengembalikan kepada pemiliknya.

"Biar saya yang kembalikan. Saya tahu pemiliknya," ucap Khaled. Gadis itu langsung menyerahkan tasbih itu dan Khaled pun segera beranjak setelah mendapatkan tasbih tadi. Lagi-lagi, suara gadis itu kembali terdengar.

"Mas namanya siapa? Biar saya bisa meminta pertanggungjawaban jika Mas tidak amanah."

Khaled mengembuskan napasnya, keadaan yang selalu ia hindari kini terjadi lagi, yaitu memberikan namanya kepada seorang perempuan. Namun, jika tidak maka gadis itu tidak akan pergi meninggalkannya.

"Saya Khaled, takmir di masjid ini. Kalau Anda tidak percaya, Anda bisa mencari saya." Khaled benar-benar pergi setelah mengucapkan kalimat tadi. Kini, tugasnya tinggal satu, sebelum ia bisa melaksanakan amalannya, yakni mengembalikan tasbih hijau itu kepada empunya.

Sesudah mengambil air wudhu, laki-laki bertubuh tinggi itu kembali ke pelataran masjid, menunggu seseorang yang mungkin sudah lama tak dijumpai. Sembari menunggu, Khaled sesekali mengamati benda itu lalu tersenyum. "Ternyata, kamu masih menyimpannya, Fa," gumamnya.

Khaled yang sebelumnya duduk, seketika berdiri ketika melihat beberapa mahasiswi keluar menuruni tangga masjid. Ia menyipitkan mata, memastikan kalau itu Zulfa atau tidak. Setelah menemukan sosok yang dicari, Khaled segera menghampirinya.

"Assalamu'alaikum," sapanya.

Wanita yang sedang bercengkrama dengan temannya menoleh. Dari tatapan matanya menyiratkan kalau dia sedikit terkejut dengan kehadiran Khaled. Begitu tatapan mereka bertemu, baik Khaled maupun Zulfa langsung menundukkan kepalanya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh."

"Maaf mengganggu, saya hanya ingin mengembalikan tasbih ini. Ini punya kamu, kan?" Khaled menyodorkan benda tersebut.

Lihat selengkapnya