My Destiny is You

Almayna
Chapter #14

Pasangan yang Tertukar

Getaran benda di bawah telinga, sukses membuat kelopak matanya terangkat. Meskipun terasa masih berat, perlahan, netra bulatnya terbuka sempurna. Kedua tangan yang tadinya dijadikan bantal, lantas memindahkan benda yang masih bergetar itu agar tidak mengganggu gendang telinga, kemudian mematikan alarm yang disetel sedemikian banyak.

Seperti kebiasaan orang-orang ketika bangun tidur, ia akan duduk sampai beberapa menit demi mengumpulkan nyawa. Begitu kesadarannya setengah kembali, ia meraih ikat rambut di pinggir kasur dan segera mengikat rambut panjangnya.

"Mama udah bangun nggak ya?" gumamnya menyeret kakinya keluar.

Setelah memastikan kondisi dapur, ruang tamu dan ruang keluarga, ia kembali ke kamar dan menutup pintu. Berhubung anggota keluarga belum ada yang beraktivitas di dapur, ia akan mengerjakan list kegiatan yang sudah ia susun kemarin, salah satunya sholat malam.

Biasanya, hari-hari kemarin, ia akan mengerjakan sunnah itu setelah sahur, tapi karena waktu masih menunjukkan pukul dua, ia berinisiatif untuk melaksanakan sholat muakkad itu sebelum sahur. Biar nanti sehabis sahur, ia bisa tidur sebelum Subuh.

Dengan gerakan setengah lambat, gadis yang masih mengenakan baju tidur itu berhasil keluar kamar mandi dengan wajah yang sudah bersih dan segar oleh basuhan air wudhu. Tubuh mungilnya sempat menggigil karena dinginnya air keran, karena memang suhu di bulan Ramadhan berbeda dengan bulan lainnya.

Seperti yang dijelaskan dalam buku keajaiban bulan Ramadhan yang sempat ia baca kemarin, jika hawa malam dan fajar terasa dingin melebihi malam sebelumnya, kemungkinan itu pertanda malam Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam yang dimana, jika melakukan amal ibadah di malam itu, maka pahalanya seperti beribadah selama seribu bulan. Dalam kajian yang sempat ia dengar kemarin, juga membahas tentang ciri-ciri malam mulia itu berserta keajaibannya, membuat dirinya semakin bersemangat untuk melakukan amal ibadah.

Meskipun baru masuk sepuluh malam pertama Ramadhan, gadis itu tidak pernah mau menyia-nyiakan kesempatan untuk beribadah di malam yang dimaksud tersebut. Meskipun masih harus banyak belajar dan berusaha lebih keras, ia tidak menyerah. Karena ada target yang harus ia capai di Ramadhan kali ini.

Selepas memakai mukena dan menggelar sajadah, gadis itu hendak memasang niat dan memulai sholat. Namun, ia lupa mengambil tasbih kesayangannya. Ia pun beranjak dan mencari benda yang dimaksud. Setelah ketemu, barulah ia kembali ke sajadahnya.

Merasa sudah lengkap, gadis itu hendak mengangkat tangan untuk takbir, sebelum akhirnya, suara handphone kembali menyita perhatiannya. Ia mendesah panjang, karena lupa menonaktifkan benda itu ketika akan beribadah.

Dengan cepat, Aleena segera meraih benda itu. Belum sempat tangannya menekan tombol off, ia memilih untuk membuka pesan yang baru saja masuk. Spontan, sudut bibirnya tertarik ke ujung setelah membaca isi pesan itu.

Arjuntampan

Bangun, Na!

Tidur aja nggak cukup buat ngejar pahala ramadhan

Jangan lupa tahajjud cantik

Inget target kan?

Mumpung lagi banyak berkah, jangan disia-siain

Iya Kak

Ini udah bangun kok

Gadis itu menggeleng sambil tersenyum. Sahabatnya itu tidak pernah berubah dari dulu. Selalu menjadi pengingat tanpa diminta, selalu menjadi penegur ketika berbuat khilaf. Layaknya kakak dan adek, itulah yang Arjun lakukan sejak berteman dengan dia dan Syena. Dia selalu menjadi orang berdiri di depan untuk melindungi mereka. Itulah yang membuat Aleena bersyukur dipertemukan dengan laki-laki seperti dia.

Yang mengingatkan, juga jangan lupa melakukan.

Arjuntampan

Udah dong

Lihat selengkapnya