My Destiny is You

Almayna
Chapter #20

Terkunci

Belum sampai matahari menjulang sepenggalah, ketiga manusia bersahabat itu memilih untuk pulang. Selain karena tidak ingin menghabiskan sisa energi, mereka juga harus mempersiapkan diri untuk kuliah siang nanti. Terlebih Aleena yang sangat khawatir dengan kejadian yang baru saja menimpa sahabatnya. Ia pun langsung mengantar Syena pulang setelah selesai mandi dan beres-beres.

"Syena, badan lo nggak ada yang luka, kan?" Aleena bertanya untuk yang kesekian kali.

Menyadari kekhawatiran di wajah sahabatnya, Syena kembali tersenyum. "Gue nggak apa-apa, Na. Dua rius. Gue, kan, nggak jatuh. Cuma kaget aja."

"Syukurlah." Aleena bernapas lega mendengarnya. Ia lantas mengambil helm yang disodorkan Syena.

"Masuk sana. Habis itu istirahat. Pasti capek banget karena kejadian tadi," sarannya.

Mendengar Aleena yang cerewet seperti bundanya, Syena tertawa ringan. "Mana ada gue capek, Na. Yang ada malah bahagia karena--"

"Iya, iya. Si yang paling bahagia diselametin ayang." Aleena meledek.

"Ayang, ayang. Makan tuh, ayam," balas Syena menggeleng cepat. Aleena pun ikut tertawa.

"Udah, ah. Gue mau balik."

"Hati-hati, Na."

"Yoi. Sampai ketemu di kajian. Assalamualaikum."

Syena melambai, "Wa'alaikumussalam."

***

Sholatullah salamullah

'Ala Thoha Rasulillah

Sholatullah salamullah

'Ala Yasin habibillah

Tawassalna bi bismillah

Wabilhadi rosulillah

Wakulli mujahidil lillah

Bi ahlil badri ya Allah

Aleena bersenandung kecil di balik helmnya. Sepanjang jalan menuju rumahnya, ia tak hentinya membaca ungkapan cinta kepada Baginda nabi yang ingin sekali ia temui dalam mimpi.

Selain mendatangkan pahala dan bahagia dunia akhirat, sholawat juga selalu berhasil membuat hatinya tenang. Apalagi di zaman sekarang, kalimat mulia itu sudah dipadukan dengan beberapa alat musik seperti gambus, hadrah, dan sejenisnya, sehingga membuatnya semakin terdengar indah.

Dulu, ketika masih duduk di bangku SMA, Arjun seringkali memutar sholawat yang dicover oleh beberapa konten kreator di media sosial. Sejak itulah, Aleena mulai menyukai musik Islami, khususnya sholawat.

Sangking menikmati senandungnya, Aleena sampai tidak sadar juga sudah tiba di gerbang rumah. Ketika akan memasukkan motornya, gadis itu tidak sengaja melihat pemilik rumah sebelah yang baru akan keluar. Spontan, ia pun memanggilnya.

Lihat selengkapnya