"haaaaah..., Mengapa aku mengatakan hal seperti itu di depan Cindy?. Aku harus segera meminta maaf kepadanya."
Sedangkan Cindy....
Cindy berdiri di depan wastafel, perlahan cindy menghadap ke cermin di depan wastafel.
"Sial..!!!, Ngapain gue lari ke kamar mandi?!...., Pake sedih sedih segala lagi!!.., emang kalo gue nangis ibu sama ayah bakal Dateng gitu!?.., haaaaahhh...."
Tiba tiba saja Cindy menghembuskan nafas yang panjang dan mengeluarkan air mata. Tanpa Cindy sadari suara tangisannya didengar oleh salah seorang temannya, tanpa berfikir panjang, temannya menghampirinya.
"Cindy?, Itu Cindy?, Ngapain Lo nagis?"
Cindy terkejut mendengar suara temannya yang mengira ia menangis. Cindy langsung menghapus air matanya dan berbalik.
"Aah..Clara , siapa yang nangis?, Gue gak nangis kok"
"Haduuhh.., Lo itu gak mau ngaku apa gimana sih, bohong dosa loh.."
"Apaan sih?, Omongan Lo kekanak Kanakan banget tau!"
"Eeh.., btw ngapain Lo nangis?, Gara gara tadi ya?, Lo dihukum?dipukul?ditampar?, Mana?, Sini gue liat!"
Mendengar perkataan Clara, Cindy langsung menghindar
"Eeh.., gue gapapa kok!, Gue gak diapa apain kok!"
"Terus.., ngapain Lo nangis?"
Kriinggggg......kriiingggg.....
"Eeh.., udah bel aja, ayo masuk"
"Yahhh..., Menghindar aja ni anak"
"Ayo..., Buruan!, Nanti terlambat"
"Hhmmm..., Yadeh yadeh.."
Ketika Cindy dan Clara sedang berjalan menaiki tangga, tiba tiba mereka dihalangi oleh Rina, Amelia, dan Yeri. Cindy yang melihat mereka pun memegang tangan clara dan menariknya menaiki tangga, tetapi, Rina, Amelia, dan Yeri mendorong Cindy hingga terjatuh. Tetapi Cindy langsung melepas tangan Clara agar Clara tidak ikut jatuh.
"Cindy.., Lo ga papa?"