Masalah ini benar-benar mempengaruhi aktivitas Anna. Ia banyak melamun, kadang tak menyahut jika di tanya. Pekerjaan-pekerjaan di rumah maupun sekolah juga terbengkalai. Bahkan kedua orang tuanya juga heran melihat sikap Anna akhir-akhir ini.
Sejujurnya ia masih ragu dengan perasaan yang ada. Ya, ini baru pertama kali bagi Anna, ia tertarik dengan lawan jenis yang baru sekali ia temui. Dan ia belum bisa memutuskan rasa ketertarikan ini bisakah di sebut dengan cinta?
**
Dilain tempat, tampak seorang pria yang mengalami hal yang sama dengan Anna. Ia menatap lurus pada ponselnya yang menampilkan sederet pesan dari seorang wanita. Begitu banyak, dan tak ada satupun yang ia balas.
Andika, pria itu juga masih bingung dengan apa yang terjadi padanya. Jatuh cinta bukan hal yang baru bagi dia. Tapi jika rasa suka dan ketertarikan pada orang yang tak pernah ia temui sebelumnya, apakah bisa di sebut jatuh cinta?
Perkataan Reza sahabatnya membuat ia tersadar akan kenyataan itu, jika ia dan wanita yang dikenalnya sebagai Raya adalah dua insan yang belum pernah bertemu.
“Jatuh cinta sama hantu apa?” tanya Reza pada pagi itu. Ya, Andika baru saja menceritakan kisahnya dengan Raya.
“Aku juga bingung Za, tapi gimana ya aku udah yakin sama perasaan ini sih.” Elak Andika lagi.
“Kamu itu cuma ngerasa nyaman aja Dik sama dia. Udah gak lebih. Gak ada jatuh-jatuh cintaan gitu. Ketemu aja belum, liat fotonya juga pas masih bayi.” Reza berbicara dengan nada yang sedikit tinggi. Ia sangat tidak mau jika temannya itu melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada orang yang tak jelas wujudnya.
“Tapi Za..” Omongan Andika di potong oleh Reza.
“Tapi apa? Jangan cari pembelaan terus Dik. Udah mending tuh liatin anak-anak sekolah kita yang cantik-cantik. Biar kamu gak kepikiran terus sama dia. Tuh sih Angel anak PMR, dengar-dengar nih dia suka sama kamu Dik. Coba aja deketin.” Saran Reza, agar Andika tak mencari pembelaan lagi.
“Engak ah, gak tertarik sama dia.” Tolak Andika dengan cepat.
Reza memasang wajah kesal mendengar jawaban temannya itu. “Gini deh Dik, coba aja dulu kamu dekatin cewek lain kalau emang tuh cewek jadi-jadian masih muter-muter di kepalamu baru deh kita pikirin Langkah selanjutnya.”
“Maksudnya gimana?”
“Gini deh biar kamu benar-benar yakin sama perasaan super aneh itu, gimana kalau sekarang kamu diamin aja semua pesan dari dia. Ya, menghindar gitu dari si Raya-Raya itu. Kalau emang setelah ngehindar kamu masih kepikiran dia terus baru deh kita bisa yakin dengan perasaan mu yang sekarang.”
Andika terdiam memikirkan saran yang di berikan sahabatnya itu. Ia hanya mengangguk memberikan jawaban tanpa berkata-kata.