My Fair Rebelle

DMRamdhan
Chapter #26

Pain is Good, Really

"Si-siap?" tanya Yoga, ragu-ragu.

"Hajar saja," ujarku datar.

Dia ayunkan tinjunya dan telak mengenai pipi kiriku. Kuat memang, tapi sungkan. Dia tampak agak kaget juga bisa memukulku. Aku hanya terdorong sedikit. Aku tidak bisa memastikan ada memar atau tidak.

Aku beralih kepada Jim, "Kamu mau pukul aku juga, Jim?"

Yang ditanya malah terperanjat.

"U-untuk apa?" tanyanya heran, meski tergagap. "A-apa rencanamu sebenarnya?"

"Setelah ini kalian mesti lapor ke si Niko, kan? Aku minta kalian laporkan kalau kalian sudah membuatku babak belur," jawabku.

Kami masih di pinggir jalan dan superbike Jim sudah pindah merapat, tidak lagi menghalangi jalan. Helm kedua kakak kelas ini sudah bertengger di jok superbike itu. Kulihat ada penyok sedikit di salah satu helm itu--akibat pukulanku. Sempat membuatku berpikir, Helm yang berkualitas.

"Tapi yang lain su-sudah tau kalau kamu dah ngalahin kita-kita," tanggap Yoga.

"Tapi mereka tinggalkan kalian dan tidak melihat akhir dari pertarungan kita," balasku. "Lagipula, apa yang membuat aku jadi sasaran si Niko sebenarnya?"

"Tadinya mau nakut-nakutin Alya--kamu tau kan soal wawancara sama Karissa tadi pagi? Terus liat dia sama kamu, dia kasih perintah buat bikin kamu babak belur," jawab Yoga. "Aku sudah bilang jangan ganggu kamu."

"Ya, ya, kamu sudah bilang. Sekarang pokoknya buat si Niko percaya kalau aku sudah babak belur! Sekarang kamu pukul aku, Jim!"

Aku beralih ke hadapan Jim dan dia tampak gamam, enggan menurut namun tidak bisa menyanggahku. Lalu aku lihat dia mengangkat tangan kanannya, mengambil ancang-ancang, tapi tidak pernah mendaratkan tinjunya karena kami bertiga terperanjat oleh suara seseorang.

"Ada apa ini?!" Suara perempuan dewasa yang terdengar tegas namun terkesan datar dan dingin.

Aku berpaling dan melihat Bu Sari telah berdiri agak jauh di belakangku. Beliau tidak sendiri, ada sosok berseragam polisi di sampingnya.

Benar-benar bukan saat yang tepat, tapi aku sadar hidup punya kejutan-kejutannya sendiri dan kita hanya bisa bersimbiosis dengannya. Karenanya aku pun tersenyum dan melangkah menghampiri mereka.

Lihat selengkapnya