My Favorite Boy

Dinda Nur Cahyati
Chapter #1

Tiga Detik #1

"Kau, tiga detik terindah dalam rangkaian waktu. Potongan cinta yang tiba tanpa ragu. Kepingan asa yang memburu tak menentu"

•••

Nana menghentakkan kakinya kesal. Tak terhitung berapa menit yang ia lewati sebagai penghuni halte di depan sekolahnya,menunggu seseorang yang tak juga datang setelah sekian lama.

Vino- sepupu sekaligus sahabatnya semenjak gigi mereka belum tumbuh.

"Mana sih tu anak, lama banget. Lumutan deh Gue." gerutu Nana kesal.

Pasalnya entah sudah berapa lama sejak ia menelponnya untuk minta dijemput sepulang kegiatan ekskulnya di sekolah. Mereka memang satu sekolah, tapi Vino pulang lebih awal karena tidak ada kegiatan seusai sekolah tadi.

Biasanya Nana akan pulang bersama dua sahabatnya yang juga mempunyai jadwal ekskul yang sama dengannya. Tapi tadi Rima sudah lebih dulu pulang akibat aksi 'penculikan' Gio-pacarnya. Dan Sisil? Apa yang bisa dilakukan gadis itu ketika Mamanya memaksa untuk membantunya menjaga toko kue kepunyaannya.

Jadilah Nana sendiri. Terpaksa meminta sepupunya yang menyebalkan itu untuk menjemput yang hingga kini belum juga menampakkan batang hidungnya.

Tin Tin !

Suara klakson mobil memaksanya menoleh.

Laki-laki tampan itu memasang muka tak bersalahnya dibalik kaca mobil yang sudah terbuka. Sambil meringis, mengisyaratkan Nana untuk segera masuk ke mobil.

"Lama!" dengus Nana kesal.

"Elah sorry, gitu aja ngambek. Gue nganter Viona ke Butik Mama dulu tadi"

"Ya kenapa nggak bil_" Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, lengkungan manis sudah terukir di wajah cantiknya.

"Gue tau bakal telat. Makannya Gue sempetin beli ini dulu buat Lo."

"Aaa Vino baik banget deh. Jadi sayang" Vino satu tahun lebih tua dari Nana, tapi sudah menjadi kebiasaan Nana yang hanya memanggil Vino dengan nama tanpa embel-embel 'Kak' didepannya.

"Dih, lebay"

Ya, begitulah Nana jika sudah bertemu ice cream. Bagaimanapun kesalnya akan mencair kala sudah berdua dengan makanan dingin itu.

Sudah jadi kebiasaan Vino sejak kecil yang akan membujuk Nana dengan ice cream jika gadis itu mulai kesal atau marah padanya.

...

"Hai bi inda"

"Eh, non udah pulang. Mau bibi bikinin minum?"

"Nggak usah bi, Nana bikin sendiri aja. Sekalian buat Vino tuh"

"Oh yaudah Non kalo gitu. Bibi lanjut masak lagi ya"

Nana membalasnya dengan senyum dan anggukan kecil. Kemudian berjalan menuju rak penyimpanan gelas.

"Mama mana Bi?" tanyanya sambil mengaduk es jeruk di hadapannya.

"Nyonya tadi pergi Non, mau ketemu temen-temennya ceunah."

"Oh gitu. Yauda Bi, Nana kedepan dulu ya."

"Iya Non."

Nana beranjak dari dapur dengan nampan berisi dua gelas es jeruk dan cemilan di tangannya.

"Nih minum"

"Nggak lo kasih garem kan ni minuman"

"Ck" Nana mendengus mendengar pertanyaan sepupu menjengkelkannya itu.

"Kalo nggak mau biar gue abisin."

"Eh eh, iya iya. Jangan ngambek dong neng"

Menyesap minumannya, Vino kembali berkomentar.

" Manisss, kayak muka gue."

"PD banget sih lo."

Nana memandangnya dengan tatapan jijik. Tapi tak berlangsung lama karena ia teringat akan satu hal.

"Vin."

"Hm?" jawab Vino tanpa memandang Nana karena ia sudah asik bermain dengan ponselnya.

Tak ada jawaban dari sepupunya, Vino kembali bertanya.

"Kenapa?"

Lihat selengkapnya