My First and Last

fransisca Lukito
Chapter #13

Part 12

Setelah menanti sekitar 10 menit, taksi yang dibooking oleh Alvin pun tiba. Pria berkulit putih itu dengan segera memapah tubuh Velove dan mendudukkannya di jok penumpang bagian belakang. Ia pun turut duduk di sebelahnya.

Sang supir melirik Alvin dan juga Velove melalui spion tengah dan bertanya, "Selamat malam, mas. Tujuannya mau ke arah mana ya ini?"

Alvin merogoh ponsel yang ada di dalam tas milik Velove dan memeriksa isinya. Di saat yang sama, Velove sedikit membuka matanya dan tersadar.

"Antar ke Griya Agung Permai aja, pak." Alvin berpesan seraya menatap sang supir dari belakang.

"Baik, mohon ditunggu." Supir taksi pun mengiyakan.

Velove yang masih dalam kondisi setengah sadar mendengar bahwa pria yang duduk di sampingnya ini akan mengantar pulang. Selain itu, ia juga sadar akan kondisinya yang mabuk dan didominasi dengan bau minuman keras yang kuat.

Ia pun menarik lengan blazer Alvin dan memelas, "Ehm, jangan pulangh."

Alvin menatap dan melepas pegangan tangan Velove, "Kalau engga pulang, kamu mau ke mana memangnya?"

Velove menatap dengan mata sayu, "Ke tempat lain, asal jangan pulang."

Alvin berusaha membujuk, "Tapi ini sudah jam 12 lewat. Kamu pasti dicari orang tuamu."

Velove menggeleng lemah, "Bawa aku ke tempat lain. Mereka hm mungkin memarahiku jika seperti ini.."

Alvin menatap sekilas dan mengalah. Ia pun berkata kepada sang supir taksi, "Pak, ganti tujuan ke Sudirman Park Apartement ya."

Supir taksi pun memasang rating kanan dan mengangguk, "Oh, baik mas."

Setelahnya, Alvin melirik Velove yang terkulai lemas. Ia berkata dalam hatinya, "Ngapain coba dia mabuk kaya gini? Apa dia ada masalah?"

Sedangkan, Velove memejamkan kedua matanya seraya bersandar di jok penumpang. Ia tak dapat berpikir jernih atau mencari solusi untuk saat ini.

Setibanya di tujuan, Alvin pun menyerahkan beberapa lembar uang kepada sang supir. Lalu, ia membantu Velove keluar dari taksi.

Mereka berdua memasuki elevator perlahan. Alvin menekan tombol 12, lantai dimana ruangan yang ditinggalinya berada.

Perlahan, balok listrik itu naik membawa keduanya. Jarum penunjuk nomor lantai pun bergerak mulus ke angka lantai tujuan.

Kemudian, Alvin memapah Velove keluar dari elevator dan berjalan menelusuri lorong sembari mencari nomor ruangan. Beberapa menit setelahnya, mereka sampai, dan Alvin menekan beberapa tombol kode pintu.

"CLICK.." Pintu ruangan pun terbuka perlahan.

Lihat selengkapnya