Kedua manik mata Velove membulat sempurna, Ia terkejut dengan pria yang berada di hadapannya kini. "K-kamu??" ucap Velove terbata.
Sementara, laki-laki di hadapannya memperhatikan lekat, "Ve? Ketemu lagi, hehehe.."
"Namamu emm, Al- al-.." Velove berusaha mengingat nama pria di hadapannya kini, namun melihat kesulitan yang tampak, Alvin segera membantunya mengingat.
"Alvin, namaku Alvin Leonard," papar Alvin dengan tatapan teduhnya ke arah Velove.
Velove mengangguk pelan, "Ah, iya. Maaf, aku sedikit lupa dengan namamu."
"Harusnya aku yang minta maaf, Ve." Alvin tersenyum simpul seraya memberikan beberapa lembar tissue pada lawan bicaranya.
Velove sedikit menunduk karena malu, "Tapi, aku tadi udah kasar dan seenaknya sama kamu."
"Santai aja, Ve. Aku ganti ya biaya laundrynya?" ucap Alvin menawarkan.
Velove menanggapi, "Hmm, oke kalau kamu bersedia. Boleh minta nomor hapemu?"
Alvin melambaikan 2 jemarinya, "Sini hapenya."
Dengan santai, Velove mengeluarkan ponsel dari saku roknya dan menyerahkan kepada lawan bicaranya itu.
Alvin dengan segera menuliskan nomor ponsel dan menyimpannya di menu kontak. Lalu, ia menyerahkan ponsel milik Velove.
Velove menerima ponsel dan berkata, "Nanti aku kontak kamu soal jadwal laundrynya ya."
"Beres, aku selalu online kok." Alvin mengangguk dan tersenyum manis kepada Velove.
Kemudian, Velove pun berlalu meninggalkan Alvin. Ia berjalan menuju toilet untuk membersihkan noda kopi di bajunya yang masih basah.
Sembari membersihkan noda kopi, Velove mengingat perkataan yang dilontarkan oleh Alvin dan senyum dari DJ muda tersebut.
Velove pun bergumam dalam hati, "Aku heran aja kok ada orang sesantai dan setenang Alvin. Biasanya kalau sudah dimarahi, orang lain bakalan kesal dan marah balik. Dia kaya engga masalah dan senyum. Mana senyumnya bikin marahku selesai."
Lalu, Velove membuang beberapa lembar tissue yang telah selesai digunakannya dan segera keluar dari toilet.
Ia kembali ke mejanya dan berkumpul bersama Benita dan Metta. Kedua sahabatnya itu terkejut dengan noda pudar yang ada pada blouse milik Velove.
"Oh my goodness, bajumu habis ketumpahan apa, Ve?" Benita membulatkan kedua matanya seraya bertanya.
Velove menjawab, "Tadi ada orang nabrak aku dan engga sengaja numpahin kopi."
Metta turut berkomentar, "Astaga, kok engga hati-hati ya orang itu. Ish, bikin kesal aja."
Velove tersenyum tipis dan menanggapi, "Tapi, orangnya tanggung jawab kok, Mett."
Metta merapikan surai panjangnya, "Bagus lah kalau dia tau diri. Dikiranya noda kopi itu gampang hilang."
Benita melirik Metta dan tersenyum simpul, "Uh, ada macan ngamuk nih."
Mendengar sindiran tersebut membuat Metta menahan tawa dan menggigit bibir bawahnya, "Apaan sih, Nit!"
Melihat hal tersebut, Velove hanya mampu mengulum senyum lembut. Rupanya, suasana hatinya tidak begitu hancur atau pun buruk. Mungkin, hal itu disebabkan dengan kejadian terduga yang baru saja dialaminya.