My First and Last

fransisca Lukito
Chapter #19

Part 18

Menjejakkan kaki masuk ke dalam ruangan khusus Disk Jockey, Alvin meletakkan tas selempangnya di sofa yang berada di dekat pintu. Raup wajahnya yang sedikit kebingungan mengundang rasa keingintahuan Jevon, rekan kerja dari Alvin.

Pria bertubuh berisi itu mengamati Alvin yang sedang duduk di depan komputer. Ia mendapati bahwa raup wajah teman kerjanya itu terlihat sedikit gusar. Melangkah menuju kulkas kecil yang berada di sebrang sofa, Jevon meraih dua kaleng minuman bersoda. Dengan senyum kecil di bibirnya, ia menghampiri Alvin.

"Nih." Jevon menyodorkan sekaleng soft drink pada Alvin. Pria dengan wajah kecil itu menoleh dan menerima minuman tersebut, "Thanks, Jev."

"You're welcome, Bro." Jevon tersenyum simpul dan mulai membuka kaleng minuman miliknya yang mengeluarkan bunyi khas, "CHEESS.."

Sementara, Alvin kembali berkutat dengan program remixer dan beberapa deret lagu yang ada di dalam CD kesayangannya. Kini, ekspresi wajah Alvin terlihat lebih serius saat mencampur beberapa lagu pada program yang tersedia.

"Hmm, kamu kaya lagi mikirin sesuatu, Vin. Am I right?" Jevon mulai berbasa-basi seraya menaruh kaleng minuman di atas meja yang berdekatan dengan meja komputer.

"No, you are not. Aku engga lagi mikirin apa-apa kok. Seperti yang kamu liat sekarang," tukas Alvin. Ia enggan berterus terang jika pikirannya dipenuhi dengan wanita workaholic yang baru saja dikenalnya akibat suatu insiden kecil di bar.

Jevon pun meraih kursi dan duduk di sebelah kanan Alvin, "Come on, kamu engga mungkin nutupin terus 'kan. Kita udah kerja selama 3 tahun, dan aku cukup tau kamu orang yang gimana."

Penuturan dari rekan kerjanya itu membuat Alvin menjeda kegiatannya, "Beneran mau kasih solusi untuk apa yang aku pikirin?"

Jevon mengangguk pelan, "Mungkin aku bisa bantu. Kalau engga, anggap aja aku kepo sama isi pikiranmu."

Dan Alvin menyimpan file lagu remix yang baru saja selesai pada folder khusus. Ia pun bangkit berdiri dari kursi kerja, berpindah pada sofa yang bersebrangan dengan pintu.

Perlahan, Alvin membuka kaleng minuman dan menyesapnya. Rasa asam yang kuat mendominasi lidah dan tenggorokannya, ia berujar, "Aku lagi mikirin seorang cewek."

Jevon membulatkan kedua matanya saat mendengar pernyataan itu. Ia berkomentar, "Wah, apa ini kemajuan terbarumu? Biasanya kamu engga begitu terbuka sama kaum hawa."

"Engga sengaja kenalnya," tukas Alvin seraya membuka kaleng minuman dan meneguk sedikit cairan dingin bersoda di dalamnya.

"Tell me the story, dude." Jevon tertarik untuk mengetahui bagaimana Alvin dapat mengenal wanita yang dikenal oleh rekan kerjanya dengan tidak sengaja itu.

Dan Alvin mulai menceritakan kejadian saat Velove mulai mabuk dan dibawa ke apartement Alvin. Lalu, Alvin juga bercerita tentang dirinya yang tak sengaja menumpahkan kopi pada baju atasan yang dikenakan oleh wanita karir tersebut.

"Wow, kalian seperti jodoh." Jevon mengomentari cerita yang dijabarkan oleh Alvin.

"Jodoh? Baru juga berapa kali ketemu dia. Kebetulan yang biasa menurutku," ujar Alvin sembari mengusap rambutnya sekilas.

"Tapi, kamu mikirin dia? Ini yang jadi hal menarik buat dikulik." Jevon tersenyum jahil. Baginya, entah Alvin dan Velove benar berjodoh, perasaan rekannya itu tetap menjadi misteri menarik di mata pria berwajah chubby itu.

Lihat selengkapnya