Di hari berikutnya, Velove melaksanakan tugasnya di kantor seperti biasa. Kali ini, dengan fokus penuh, ia mengerjakan setiap pekerjaan tanpa menghiraukan gangguan dari dalam atau pun luar.
Di saat dirinya sedang asyik membuat rekap penjualan, suara lantang milik Evelyn terdengar seiring masuknya wanita berparas ayu dan awet muda itu.
"Girrllsss, minggu depan kita jadi nginap bareng ya." Evelyn menghampiri meja Benita dan mengulas senyum senang.
Angel yang berjalan di belakang Metta menanggapi, "Semua harus ikut tanpa terkecuali."
Velove yang mendengar hal itu segera menghentikan kegiatannya. Ia menatap Evelyn dari kejauhan dan menghampirinya.
"Berapa hari acaranya?" sergah Velove dengan tatapan mengintimidasi.
"Sekitar dua harian, engga lama kok." Evelyn mengulas senyum dan tampak tenang meski sebenarnya kurang nyaman dengan tatapan dari lawan bicaranya.
Velove pun melepas tatapan dari salah satu sahabatnya itu dan menghela napas pelan, "Oke. Aku ikut."
"Memangnya kenapa kalau lebih dari dua hari, Ve? Kamu engga suka?" Kini, gantian Metta yang bertanya.
"Bukan engga suka. Aku engga pengen males aja hanya karena liburan dan enjoy waktu sama kalian." Velove menanggapi dengan nada datar.
Sedangkan, Benita memahami mengapa Velove tak ingin jika acara itu berlangsung lebih lama. Ia paham jika setiap malam rumah sahabatnya itu selalu didatangi oleh Alvin.
"Mungkin, Ve engga pengen ketahuan sama Evelyn tentang dirinya yang kerap menemui Alvin di malam hari. Yah, memang repot sih kalau punya temen kaya Evelyn, biangnya julid," tukas Benita dalam hati.
"Terus, kegiatan kita minggu depan apaan?" Angel turut melontarkan pertanyaan terkait dengan acara menginap bersama di rumah Metta.
"Hari pertama, kita jalan-jalan, ngafe, plus shopping. Besoknya, kita facial rame-rame, gimana?" Evelyn mengusulkan dengan mimik wajah yang dipenuhi dengan antusiasme. Ia sudah tak sabar untuk melangsungkan kegiatan yang baginya dapat mengusir rasa penat di tengah sibuknya rutinitas kerja dan hubungan asmara.
Terkesan monotone di telinga Benita, wanita berambut pendek itu pun bersuara, "Shoppingnya diganti sama kegiatan lainnya aja boleh? Perasaan tiap kali kita nginep bareng, jatuhnya ke shopping rame-rame. Boros, Eve."
Evelyn melirik Benita sekilas dan mengumbar senyum manis, "Boleh. Mungkin, kita bisa masak rame-rame di rumah Metta. Berhubung orang tuanya lagi jalan-jalan ke Swiss."
Metta yang mendengar hal itu menyambut dengan air muka penuh antusiasme. Ia menanggapi, "Boleh banget. Kita bisa cobain resep-resep yang lagi viral atau adu keterampilan masak."
Sedangkan, Velove yang mendengar usulan tersebut menatap rekannya satu per satu. Rekan terakhir yang dipandangnya mendapat seringaian remeh darinya. Ia tahu betul jika Evelyn tak begitu handal dalam hal memasak hidangan ala Western seperti dirinya.
"Adu skill masak? Evelyn bisa kalah dariku. Dia engga handal dalam hal mengolah masakan ala Barat. Aku engga sabar pengen nantangin dia waktu nginep nanti!" Velove berujar dalam hati sekaligus berbesar kepala. Ia menyombongkan dirinya secara tidak langsung.
Angel yang mendapati senyuman pada bibir Velove pun menggoda, "Velove udah engga sabaran ya buat masak. Iya deh, yang paling jago masak makanan Western."
Velove menatap Angel sekilas dan menanggapi, "Memang kamu engga kangen sama masakanku? limited edition lho kalau aku yang masak, engga kaya Evelyn."
Air muka Evelyn pun berubah menjadi masam dalam sesaat. Ia merasa sedikit malu untuk mengakui bahwa dirinya tak cukup handal dalam menangani urusan dapur meski dirinya mahir dalam hal percintaan.
"Baru masakan western aja udah sombong. Kita lihat nanti waktu nginep bareng, masak menu lokal bisa engga," ucap Evelyn dalam hati dengan tatapan sinis.
Setelah merundingkan hari dan kegiatan untuk acara menginap, mereka pun kembali ke meja dan ruangan masing-masing. Hal itu dikarenakan adanya CCTV yang mengintai aktifitas yang berlangsung di ruangan Velove dan Benita.