My First Love

Ign Joko Dwiatmoko
Chapter #2

Cinta Ditolak

Masih tentang cinta. Dalam garis tanganku peramal cinta mengatakan, sepanjang hidupku aku akan selalu bermasalah dengan cinta. Betulkah?Setelah pengalaman cinta pertamaku yang mengecewakan aku merasa perlu mengubah mentalku. Katakanlah wajahmu jelek tapi wanita di dunia jumlahnya banyak, diantara deretan wanita yang menolak cinta, pasti ada satu dua orang yang menyukaiku.Ketika aku merasa lemah dalam kondisi fisikku karena tidak proporsional sebagai lelaki, apakah harus menyerah karena terlalu minder dengan diri sendiri. Ah, banyak lelaki cacat yang kubaca dalam kisah-kisah inspiratif di buku mempunyai pasangan hidup sempurna.

Lalu kenapa aku harus minder terhadap perempuan. Malah yang dibenci perempuan itu barangkali adalah “rasa minder” yang muncul dari laki-laki. Kadang-kadang ada perempuan yang jatuh cinta karena usaha gigih laki-laki yang tidak menyerah oleh penolakan berkali-kali. Wanita akan klepek-klepek ketika lelaki menunjukkan perhatiannya yang tulus dan sabar menerima penolakan-penolakan perempuan. Pada satu titik perempuan akan menyerah oleh kegigihan yang tak terbatas dari laki-laki. Perempuan menunggu lelaki yang berani bukan lelaki yang gampang menyerah.

Aku mungkin sudah jatuh di mata Luki, perempuan pertama yang membuat aku jatuh cinta. Aku tidak ingin berpaling ke belakang, mengaduh dan menyesali apa yang telah terjadi, aku menyambut hari depan dengan tekat, jika keadaan memungkinkan aku akan berusaha menaklukkan perempuan bukan dengan tampangku yang pas-pasan. Aku mencari cinta dengan modal awal sabar, dan berani malu jika ditolak.

Inilah awal petuanganku. Aku kembali merasa sedang jatuh cinta Pada Nana, perempuan lebih muda 4 tahun dariku. Ia masih SMP dan aku sudah Kuliah. Aku tulis surat cinta kepadanya dengan perasaan tidak menentu, tapi aku sudah pasrah mau ditolak- mau diterima, terserah. Ini adalah awal keberanianku, aku akan menilai plus dari keberanianku ini. Aku mengganggas surat cintaku semalaman, dengan puluhan kertas yang akhirnya kuhempaskan di kolong tempat tidur. Menyusun kata-kata cinta ternyata tidak semudah kayalanku. Aku merasa kata-kata yang muncul itu dan tergores disecarik kertas amat aneh. Duh, kalau lelaki sedang jatuh cinta ternyata merepotkan juga.

Nana, Sejak pertama melihatmu, aku merasa ada semacam magnet yang membuatku tersedot perhatianku untukmu, aku merasa sayang dan ingin kenal lebih dekat. Maukah kau membalas suratku ini…Aku tunggu ya…

Dari aku pengagummu, Jono

Surat singkat ini masih kugengam erat. Aku menjadi bimbang apakah jadi dikirimkan, atau kuganti saja kata-katanya, tapi surat itu telah menghabiskan hampir separuh lebih buku tulis. Setelah pertarungan seru antara nuraniku, logikaku dan perhitungan-perhitungan tentang perasaan kans ditolak dana tau secara tak terduga suratku dibalas, aku kembali mengingatkan pada diri sendiri.Ditolak terserah!

Nana, punya wajah unik. Bibirnya mungil, perawakannya tidak terlalu tinggi tapi ia adalah mayoret di sekolahnya. Aneh juga mengapa aku harus merasa perlu jatuh cinta pada ABG. Tahukah resikonya bila menjalin cinta dengannya. Baginya tentu jika mengalami jatuh cinta hanya sekedar pengalaman pertamanya. Itu hanyalah cinta monyet, kalau aku cinta apa, cinta Kingkong hahhaha…Yah lebih baik mentertawakan diri sendiri. Paling tidak jika ditolak aku tidak terlalu frustasi. Masih ada perempuan yang lain.

Tapi tiba-tiba aku teringat pada Luki. Ia gadis pertama yang membuat aku selalu merindu dan sepanjang tiga tahun lebih hanya bisa mencuri pandang tanpa berani mengungkapkan perasaan cintaku yang terpendam jauh dalam hati. Kalau ingat Luki aku kadang harus menyesal mengapa selemah itu mentalku. Lembaran indah cinta SMA menjadi bonus pengalaman kelam yang tidak akan kulupakan seumur hidup. Pada siapapun nanti wanita yang kucinta bayangan Luki akan selalu hadir. Aku tidak ingin menelan malu untuk keduakalinya.

Aku ingin sukses dengan cintaku. Tapi aku juga kadang memasukkan ramalan garis tangan sebagai hantu yang membayangi hidupku. Semoga ramalan itu hanyalah sebuah ramalan yang tidak pernah terbukti. Aku menghibur diri, semoga pengalaman cintaku menjadi pengalaman indah yang tidak terlupakan. Pada sesiapapun yang akhirnya menjadi jodohku, aku akan menerima dia apa adanya. Tapi siapa?Jodohku nanti. Apakah Nana, Apakah Luki, apakah Mawar, apakah Widi.

Nana, adalah tipeku, kenapa menjadi salah satu kriteriaku, karena sekilas ia mirip Luki. Setiap perempuan yang mirip dengan Luki selalu bisa menggetarkan jiwaku. Paling tidak aku menjadi tersipu, seperti teringat pada cinta pertamaku yang kandas tanpa ada kepastian.

Nana si mayoret pertama adalah sebuah pertaruhan dari kekecewaanku, Jika surat yang kukirim itu tidak ditanggapi, aku akan kirimkan lagi surat kedua, ketiga sampai dia bosan sendiri, lalu menyerah dan mau kupacari. Masalah umur pacaranku hanya sebulan, tiga bulan atau awet nanti kupikir belakangan.

Yang kupikirkan sekarang bagaimana sih pengalaman pacaran itu? Kalau kutanyakan pada teman-temanku yang play boy pasti hanya akan menjadi bahan pergunjingan.

“Lu, Sudah kuliah, bangkotan belum pernah pacaran?...hahaha kasihan benar hidupmu. Kau tahu aku sudah pacaran empat kali, cewek yang kupacari mantap, tajir dan body wow…Kamu seumur-umur belum pernah pacaran… lahir diplanet mana sih…hahaha!”

Merah padam mukaku, dengar sindiran Billy. Aku tahu reputasi Billy. Badan kekar. Ganteng dan tajir. Kalau mau sipapun perempuan dengan gampangnya digaet. Kuliah mengendarai mobil sendiri, dipegangi uang cukup untuk jajan dan senang –senang. Siapa cewek yang tidak mau digoda dia, kalau tidak mau ya goblok itu kata Billy.

“Jono, kuberitahu trik mendapatkan pacar dengan gampang mau tidak kau kuajari…”

Lihat selengkapnya