My First Year

Lalimara
Chapter #1

Cita-cita

Cita-cita. Kata lain dari impian dan harapan. Sesuatu yang kita inginkan, usahakan, dan doakan. Meski konteksnya condong pada masalah pekerjaan. Itu hal yang selalu dipertanyakan dari balita sampai tua. Kalau sudah besar mau jadi apa? Cita-cita kamu apa? Dulu apa cita-cita kamu? Apa cita-cita kamu yang belum tercapai? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang terlontarkan mengenai hal ini.

Ada dua hal yang akan tampak jika berbicara mengenai cita-cita. Pertama, tipe suka cita menceritakan cita-cita yang diimpikan. Kedua, tipe yang banyak berpikir tentang cita-citanya sendiri alias ambigu, malah kadang hidup tanpa cita-cita. Hal baik dari cita-cita adalah kita yang memiliki cita-cita memiliki tujuan sehingga langkah-langkah yang diambil akan jelas. Karena dasarnya dan rumusnya, banyak yang harus dilakukan, diusahakan, didoakan untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Pasti ada yang dikorbankan, baik waktu, uang, maupun hal kesayangan. Lalu bagaimana jika sudah banyak langkah kita ambil tapi ternyata tidak tergapai yang kita cita-citakan? Itu sih bagaimana pribadi masing-masing. Coba introspeksi diri. Niatnya sudah benar belum, usahanya sudah yakin sesuai belum, dan doanya sudah tulus belum. Paling penting sudah ikhlas atau belum.

Ah, ikhlas. Ini ilmu yang sulit. Pernah menonton Kiamat Sudah Dekat? Itu, loh, yang diperankan Deddy Mizwar dan Andre Taulany. Di series Kiamat sudah dekat, pemeran wanitanya diperankan Zaskia Adya Mecca. Drama itu bercerita tentang seorang rocker bernama Fandy yang bertemu dan jatuh cinta dengan gadis cantik dan berjilbab. Sarah namanya. Sayang, Sarah telah dijodohkan dengan Farid, seorang pemuda yang masih kuliah di Kairo. Ketika Fandy datang menemui H. Romli, ayah Sarah, dirinya diberondong pertanyaan seputar agama. Sebagai seorang ayah, H. Romli tentunya ingin menikahkan anaknya dengan pemuda yang paham agama. Apalagi ketika ditanya soal khitan, Fandy tidak tahu apakah dia sudah dikhitan atau belum, H. Romli sudah pasti menolak keinginan Fandy. Namun kenekatan Fandy membuat H. Romli memberinya kesempatan dengan beberapa syarat yaitu: harus bisa salat, mengaji, dan menguasai ilmu ikhlas dalam tempo dua minggu.

Lihat selengkapnya