My Freya

Ai Nurbayani
Chapter #1

Bertemu dalam luka

Bertemu dalam Luka

Ditengah hujan yang deras dua orang pemuda sedang berteduh di pinggir gubuk di jalan yang sepi dan cukup terpencil, keduanya terjebak hujan yang cukup deras di sertai kilat yang cukup menyeramkan, membuat siapapun yang mendengar pasti akan merinding dan merasa takut. 

Dua pemuda itu terpaksa berteduh didekat gubuk tersebut dikarenakan mobil yang mereka tumpangi malah mogok karena kehabisan bahan bakar, disaat mereka bedua sedang mencari pom bensin terdekat mereka malah melangalami pembegalan oleh segerombol orang tak dikenal, dengan sangat terpaksa mereka harus merelakan mobil dan juga barang berharga mereka demi keselamatan diri mereka sendiri, akan tetapi ternyata para gerombolan begal tersebut tidak merasa cukup dan malah berniat membunuh ke dua pemuda tadi sehingga membuat mereka harus lari dan masuk kedalam sisi hutan, setelah mereka berhasil kabur dari para begal tersebut mereka melanjutkan perjalanan hingga akhirnya mereka sampai di sebuh gubuk kecil di tepi jalan terpencil yang begitu sepi dari lalu lalang orang yang memilintas, niat hati dari kedua pemuda tersebut hanya untuk beristirahat sebentar saja, akan tetapi sayang tiba-tiba hujan deras di sertai kilat yang menyambar membuat mereka harus berhenti dan berteduh di gubuk tua tersebut. 

Daffin Mumtaz dan Edwin Gamal kedua pemuda tersebut kini tengah duduk sambil menunggu hujan reda yang entah kapan hujan itu akan berhenti,

"Daf seumur hidup baru kali ini gue mengalami yang namanya dibegal" ucap Edwin.

"Apa lagi gue Edwin" jawab Daffin.

Lalu keduanya saling tatap dan tertawa bersama, keduanya menertawakan kemalangan yang mereka alami saat ini.

"Udah kena begal, sekarang kita kejebak hujan lagi, nasib-nasib" ucap Edwin.

"Tentang mobil lo, nanti gue ikutan ganti," ucap Edwin.

"Ed, kaya sama siapa aja sih lo, Kita kan temen bro, lagi pula, itu mobil masih belum lunas jadi nanti gue tinggal temuin dealer mobilnya gampanglah masalah itu," ucap Daffin.

"Haha.. Lo memang temen dan Bos paling pengertian deh," jawab Edwin.

"Dasar lo.. Hahah," jawab Daffin diiringi tawa dari bibirnya.

"Hahah..." dan akhirnya mereka tertawa lepas bersama.

Saat sedang asik berbincang-bincang tiba-tiba keduanya mendengar suara samar-samar meminta tolong, dikala hujan mulai reda.

"Tolong... Tolong" Suara itu terdengar mulai jelas di pendengaran Daffin dan Edwin.

"Lo dengarkan Ed?" Tanya Daffin. 

"Iya gue dengar, tapi iya kali di tempat begini ada yang minta tolong, apa jangan-jangan itu suara hantu ya Daf?" Tanya Edwin. 

"Jangan ngasal kalau ngomong mada hantu di siang bolong, nah suaranya aja kaya manusia" jawab Daffin menerka.

"Emang lo tahu bedanya suara manusia dan suara hantu?" Tanya Edwin asal. 

"Ya mana gue tahu Edwin Gamal, lebih baik kita cari tahu dari mana asal suara itu, lagi pula kasihankan kalau kita tidak bantu dia, ayoo..." Ajak Daffin.

"Tunggu Daf, ini masih hujan" ucap Edwin beralasan.

"Hunjannya udah lumayan reda ayolah kasihan orang itu." Ajak Daffin lagi.

"Tapi Daf gue takut, atau jangan-jangan itu Suara begal tadi gimana?" tanya Edwin berusaha mencegah Daffin pergi. 

"Mana ada, kalau itu suara begal mungkin sekarang kita sudah dikepung, dan gue yakin itu murni suara minta tolong." Jawab Daffin.

"Tolong tolong..." Suara itu masih terdengar.

"Nah suaranya masih ada, ayo kita tolong, Kasihan Ed." Ucap Daffin sambil berjalan menerobos hujan yang mulai sedikit mereda.

"Daf tunggu" Ucap Edwin sambil mengikuti Daffin dari belakangnya.

Daffin terus berjalan ke arah sumber suara lalu Daffin menghentikan langkahnya karena melihat setumpukan sampah yang begitu banyak bahkan sudah berbau sangat menyengat.


Lihat selengkapnya