My Happy Ending

Nisa Fitria Zahra
Chapter #1

1: Pertemuan

Brakk!!

Pintu kelas XI MIPA 2 ditutup kencang oleh Tasya dan kawan-kawannya sembari mendudukkan Aluna dengan paksa.

"Berani-beraninya ya lo masih deket-deket sama Arjun!" bentak Tasya penuh penekanan di setiap katanya sambil mengangkat dagu Aluna. Aluna kini hanya bisa menatap Tasya dengan tatapan memelas. Memohon supaya dia dibebaskan. Matanya berkaca-kaca, ia sudah lelah diperlakukan seperti ini. Aluna marah kepada dirinya sendiri yang tidak pernah bisa bertindak tegas ketika ditindas.

"Gue sama Arjun satu kelompok, Sya. Gue cuma belajar bareng," ujar Aluna membela diri.

"Ngejawab lagi lo!"

Kini mata Tasya semakin tajam menatap Aluna yang sudah gemetar di tempatnya. Rahang gadis itu mengeras, menandakan bahwa ia sangat marah kepada gadis di hadapannya saat ini.

"Lo tuh paham sama bahasa manusia nggak sih, Lun? Udah berapa kali gue bilang jangan pernah deket-deket sama Arjun! Gue suka sama Arjun dan Arjun Cuma pantes buat gue, bukan sama cewek aneh kaya lo!"

Setelah puas melampiaskan amarahnya pada Aluna, lantas Tasya dan kedua antek-anteknya keluar meninggalkan kelas.

Zevannya Aluna. Siswi cantik nan lembut di SMA Garuda penghuni kelas XI MIPA 7. Ia tak punya teman. Alasannya karena Aluna terlalu pendiam, ia sangat tertutup kepada siapa pun. Ia hanya berinteraksi dengan teman sekelasnya hanya saat belajar kelompok. Seperti dengan Arjun contohnya. Seorang kapten futsal di sekolah yang fans-nya hampir seluruh kaum hawa di SMA Garuda. Ada juga fans garis kerasnya seperti Tasya misalnya. Tasya tak akan segan-segan menyakiti siapa pun yang berani dekat dengan Arjun.

Sudah setahun lebih Aluna sekolah di sini, tetapi lingkungannya masih juga tidak bisa bersahabat dengannya. Setiap kali ia ingin mencari teman, selalu saja ujungnya gagal karena kelemahan Aluna dalam bersosialisasi. Gadis ini pintar, sayangnya ia tak punya tempat berbagi.

Aluna masih berdiam diri di sudut dekat pintu sambil menangis sesenggukan. Bullying sudah menjadi makanannya setiap hari. Tapi tetap saja ia merasakan sakit yang tak berkesudahan. Ini Aluna, gadis yang teramat pendiam dengan segala deritanya.

Lihat selengkapnya