My Home

Nur Irawati
Chapter #23

Mereka pulang

1 bulan berlalu dan malam ini adalah malam dimana Mayang dan Damar menyelesaikan tugasnya diluar kota dan kembali ke rumah.

Meja makan terlihat penuh dengan berbagai macam hidangan yang telah dibuat Ratna untuk menyambut kepulangan Damar. Nanda pun turut membantu sang ibu karena Ratna yang memintanya. Sedangkan keyra ia hanya duduk santai di ruang tamu sambil menunggu kedatangan orang tuanya. Walaupun sikap Damar dan Mayang sering membuatnya kesal namun tidak menutup kemungkinan jika keyra merindukannya.

Sebuah mobil berhenti dirumah mereka. Keyra , Ratna , dan Nanda pun segera keluar untuk menyambut kepulangan orang yang sedang mereka tunggu-tunggu. Namun saat melihat mobil tersebut keyra langsung terheran karena itu bukan mobil orang tuanya. Key tau betul mobil yang selalu dipakai damar dan juga mobil yang sebulan lalu damar dan mayang pakai ke luar kota.

Saat sang pemilik mobil keluar semua orang langsung terkejut karena mereka adalah dua orang polisi yang entah ada apa datang ke rumahnya. 

" Selamat malam.. apa benar ini kediaman saudara Damar Hasan Prasetyo dan saudari Mayang Sari?" Tanya salah satu dari mereka

" Iya benar pak dan saya anaknya " jawab keyra langsung

" Memangnya ada apa pak polisi dengan mas Damar?"tanya Ratna penasaran

" Jadi begini sodara damar dan sodari Mayang telah mengalami kecelakaan beberapa jam yang lalu di salah satu ruas jalan di jalan tol dan sekarang mereka sudah dilarikan ke rumah sakit " jelas polisi tersebut.

Keyra yang mendengar berita itu pun sangat terkejut hingga membuat bola matanya membulat seperti ingin keluar. Sedangkan Ratna ia langsung menangis dan memeluk Nanda.

" Kalo begitu mari kami antar kalian ke rumah sakit agar bertemu langsung dengan mereka"

Tanpa menunggu lama keyra langsung mengikuti polisi tersebut dan masuk ke mobil yang mereka kendarai. Begitupun dengan Ratna dan Nanda mereka ikut bersama. 

Sesampainya di rumah sakit polisi langsung mengantar mereka ke salah satu ruang IGD. Keyra sudah tidak bisa menahan air matanya. Sepanjang perjalanan air matanya terus keluar walaupun tidak mengeluarkan suara tangisan.

" Papa " keyra merasa tidak percaya saat melihat damar terbaring di tempat tidur dengan kondisi tubuh penuh dengan alat medis dan luka yang telah terbalut perban. Ia pun terduduk disamping tempat damar dan menangis melihat sosok ayahnya dalam kondisi seperti itu. 

Tiba-tiba keyra tersadar jika ia tidak melihat ibunya disamping ranjang damar. Ia pun bergegas bertanya pada suster yang sedang berada disana. 

Lihat selengkapnya