Anindita Khairani, wanita berusia dua puluh tujuh tahun yang di cap sebagai calon perawan tua di keluarga besarnya. Julukan itu di labelkan kepada Anin bukan hanya untuk sekedar mengolok-oloknya, pasalnya ucapan Anin sendiri yang mengatakan bahwa ia tidak ingin buru-buru menikah, atau tidak usah menikah sekalian.
Anin lulusan sarjana Administrasi Bisnis yang memilih menjalankan usaha kerajinan tangan bersama beberapa wanita di lingkungan tempat tinggalnya itu selalu menjadi fokus utama ketika ada acara kumpul keluarga. Entah arisan keluarga, genduri aqiqah anaknya sepupu, atau acara pernikahan kerabatnya.
Seperti sekarang ini. Acara pernikahan sepupunya yang usianya lebih muda tiga tahun dari Anin. Maka proses pembullyan-pun akan di mulai. Bahkan suara pengeras suara orgen tunggal yang mengisi acara pernikahan sepupunya itu masih kalah ramai jika di bandingkan dengan sorak-sorakan cemoohan para kerabatnya.
Padahal usianya baru dua puluh tujuh tahun, tapi ia di perlakukan seperti perawan tua berusia lima puluh tahun.
"Kamu itu kalau di biarkan bakalan bener-bener jadi perawan tua sampai umur 50tahun!" Celetuk Mas Eka, abang sepupu Anin.
Nah loh, baru saja Anin menyuarakannya dalam hati mas Eka sudah tahu aja apa yang di pikirkannya. Anin gadis yang sangat mudah di tebak meski orang hanya melihat dari raut wajahnya saja.
"Nikah itu kan gak bisa solo mas." Oceh Anin sekenanya. Jika di singgung mengenai perihal pernikahan pasti hanya kalimat itu yang keluar dari bibir mungil Anin.