Pagi ini adalah pagi yang cerah. Tapi tidak bagi Gissele, pagi ini serasa biasa saja baginya. Pagi yang biasa dan mimpi yang sama. Ya, Ia bangun dari mimpi buruknya lagi.
"Ck. Mimpi itu lagi."- Gerutu Gissele.
Giselle bangun dari tempat tidurnya dan segera mandi. Setelah mandi, ia memakai seragam sekolahnya dan melihat dirinya di cermin.
Siapapun itu, pasti akan terpesona. Tapi tidak bagi Gissele, ia benci dengan dirinya. Ia sebenarnya tidak ingin mengingat masa lalu itu kembali, tapi masa lalu buruk itu terus menghantui mimpi Gissele.
Pandangan Gissele beralih ke pergelangan tangannya. Di situ penuh dengan goresan yang ia buat semalam tanpa disadari. Orang lain akan berpikir itu mengerikan. Tapi Ia pikir,* itu bukan masalah. Lagi pula hanya goresan, bisa ditutupi pakai jaket.*
Lamunan Gissele seketika pecah karna panggilan ibu Gissele.--Vinka--
"Gissele! Sayang! Turun sarapan."-Vinka.
"Iya."- Gissele menjawab dengan pelan. Lalu turun sarapan.
#di meja makan
"Btw, Gis. Sekarang katanya disekolah ada penerimaan siswa baru ya?"- Ayah Gissele --Alex--
Gissele menjawab dengan anggukan.
Vinka dan Alex saling bertatapan, lalu secara bersamaan juga mereka menatap Gissele dengan mata sendu.
Semenjak kejadian itu, Gissele yang ceria dan humble. Berubah menjadi Gissele yang Introvert dan cuek. Ditambah lagi, Gissele sangat benci dengan dirinya.
"Gis, udah ya. Jangan diinget lagi itu."- Vinka.
"Iya makin lama kamu makin murung aja."- Alex.
"Ga bisa."- Gissele.
Ada banyak pertanyaan di pikiran kedua orang tuanya, tapi belum sempat mereka bertanya Gissele sudah menjawabnya.
"Karna aku selalu mimpiin, masa-masa kelam itu."- Jawab Gissele dengan suara dinginnya. Sampai-sampai Vinka dan Alex terdiam mendengarnya.
"Aku berangkat ya."- Pamit Gissele.
"Hati-hati dijalan ya."- Vinka dan Alex.
Gissele berangkat dengan diantar supirnya. Karna di sekolahnya tidak diperbolehkan membawa kendaraan pribadi.