Park Yoon Yeong, dokter magang di A*** Hospital, terkenal dengan nilai akademis terbaik di universitas sebelumnya.
Segala sesuatu berjalan lancar dan normal, sampai ketika beberapa struktur managemen Unit gawat Darurat mengalami perubahan, beberapa dokter penanggungjawab yang baru masuk dan memberikan intruksi baru. Semua kegiatan berubah yang awalnya tenang, kini berubah menjadi tegang dan sibuk.
Hari ini jadwal Praktek Gastrektomi - operasi bedah untuk mengangkat keseluruhan atau sebagian lambung, komponen yang paling utama dalam praktek ini adalah mayat.
Mayat yang digunakan adalah mayat yang tak dikenal identitasnya, yang telah di bekukan, dan akan menjadi boneka praktek.
Untuk hari ini Yoon Yeong mendapatkan giliran mengurusi mayat praktek hari ini.
Yoon Yeong melirik jam tangan lamanya , ia telah hampir terlambat lima belas menit.
Ia mengomel dirinya sendiri, yang terlalu lama memilih sepatu, aturan baru tempat bekerja sekarang, dilarang menggunakan sepatu bertumit.
Sedikit hakpun. Tidak boleh.
Sedangkan semua koleksi miliknya hanyalah sepatu highells. Untungnya Yoon Yeong menemukan sepatu kets diantara tumpukan, sepatu usang yang tertinggal zaman
Dari setelah memasuki kamar mayat,dengan suhu dibawah nol derajat, ia menyeret mayat yang akan digunakan praktek hari ini.
Bau formalin sangat melekat tajam.
Yoon Yeong memindai dengan kartu identitas Dokter Magang miliknya , mengunci pintu kamar mayat, namun lupa menginjak kunci roda bankars tempat mayat baru tergeletak itu.
Ketika pegangan itu lepas.
Bankars itu berjalan..
"Tunggu aku" Panggil Yoon Yeong pada mayat tersebut.
Yoon Yeong linglung. Melompat mengejar. Namun tiap langkahnya tetap terlambat.
Mayat itu bersama bankars dorong meluncur dan berliuk-liuk di koridor begitu saja.
Sekejap kekacauan itu terjadi.
Yoon Yeong pergi kembali ke ruang operasi, melaporkan bahwa ia telah kehilangan mayat itu. Mayat itu tidak layak di gunakan kembali. Ia masuk ke penampungan limbah kotor.
Ia sudah berusaha menarik dan membersihkannya, mengeringkannya. Namun mayat itu tercampur dengan bahan kimia dalam campuran limbah kotor. Mayat itu rusak.
Semua tatapan jatuh, dan dalam satu nafas mereka melirik kecewa, praktek hari ini gagal.
Yoon Yeong membungkuk setengah busur dan melakukan permintaan maaf, namun mata dingin selanjutnya berdiri di hadapannya.
Mata itu menyapu dengan atsmofer membeku. Rasa dingin ruang operasi terasa mengerikan.
Pak..
Ia bangun ketika suara berat itu menegurnya.
"Apakah dengan permintaan maaf, mampu menyelsaikannya. Untuk apa kantor polisi ada, jika semua kata maaf bisa menyelesaikannya"
Kata-kata yang familiar ini, sering Yoon Yeong dengar di drama-drama, namun tak ia sangka sederet kalimat itu digunakan padanya saat ini.
"Berikan surat pengunduran dirimu. Anda tidak layak bekerja disini" suara sinis terdengar berat di balik masker tersebut, ia melepas jubah operasinya dan melewatinya begitu saja.
Mendengar hal itu,Yoon Yeong menyipitkan telinganya. Apa ia salah mendengar?
Apa aku salah dengar? Aku disuruh mengundurkan diri. Siapa dia ? Apa dia direktur rumah sakit ini?
Yoon Yeong berlari mengejar sosok dokter tersebut.
Menghalang jalan, dan merentangkan tangan dan mengawasinya agar tidak lolos begitu saja.
Ia kekiri, maka kaki kiri Yoon Yeong ikut ke kiri. Ke kanan, maka ia akan ke kanan.
Sekilas terbaca tag name pada baju tersebut.
Dokter Kang Eun Chan.
"Aku tidak bisa mengundurkan diri, sekali lagi aku meminta maaf dokter Kang" sebut Yoon Yeong kembali mengantarkan permintaan maaf .
Namun yang ia bcdapatkan hanya pandangan tajam dingin yang tak mengenal rasa kasihan.
Pria itu melepas sarung tangannya dan melemparkan begitu saja ke arahnya, dan jatuh mengenai kepalanya yang tengah tunduk meminta maaf.
"Permintaan maaf anda tidak di terima" suara itu menindas dan tangan besar menyingkirkan kuat menabrak dinding, kemudian ia melewati begitu saja.
Yoon Yeong tertegun shock
Seakan ia sedang mengalami mimpi buruk, dan ia meminta ibunya membangunkan sekarang.
"Ibu bangunkan aku, tolong bangunkan aku.." gumamnya
" Ini bukan mimpi sayang, kau di pecat" Hye Mi berdiri mengguncang dan bisikan itu membuatnya hampir jatuh ke tanah.
Dipecat.
Hal ini jangan sampai terjadi.
Secepat mungkin ia mengejar Dokter itu, mentor itu yang terlau galak dan tidak punya hati.
Ia mengejarnya sampai ke ruang istirahatnya.
Brakk
Wajah Yoon Yeong langsung memerah.
Pandangan di depan matanya. Tubuh dengan otot sempurna yang menggoda.
Ia kembali menarik pintu dan menutupnya perlahan.
Membuang pikirannya ke udara.
Teringat akan..