"Apa itu tidak berlebihan.."keluh Yoon Yeong internal. Setelah sekian detik mencerna kata budak, bisakah ia mengatakan satu posisi yang lebih baik dari pada kata itu.
Budak....
"Saya tidak memerlukan asisten. Saya hanya memerlukan budak pekerja. Bagaimana dengan itu? Apa kau keberatan? "
Tidak ada pilihan lain. Tidak ada.
Yoon Yeong hanya bisa mengunyah kesepakatan yang ia setujui, menelannya dan tidak memuntahkannya.
Menulis Id Wechat pada selembar kertas dan menyodorkan pada Eun Chan.
Sekarang mereka berteman dalam wechat.
"Apalagi yang kau tunggu, kerjakan yang ku minta"
"Baik"
"Yoon Yeong"
"Ya"
" Belikan aku makan siang juga, dari restoran Perancis di seberang"
Yoon Yeong menyipitkan matanya.
Jika Dokter Kang hanya meminta coffe, ia cukup memiliki uang untuk membayar. Membeli Makan siang di restoran Perancis, ia menelan ludahnya dengan malu ia berkata.
"Saya tidak cukup uang untuk membeli hal itu"
Satu kartu hitam kemudian keluar dari dompet Eun Chan.
" Pakai kartu ini untuk kartu makan siang saya"
" Baik"
Tangan lembut seputih giok mengambil kartu, tanpa melihat ekspresi sang pemilik kartu yang berubah sedikit memerah.
Yoon Yeong berbalik tanpa menyadari tatapan di belakangnya, ia hanya. Sempat kembali menoleh kebelakang, memandang papan nama yang tergantung di ruang kerja ini.
Dokter bedah Onkologi
Yoon Yeong kembali membaca sekali lagi. Ia pikir ia telah kembali ke dinasti Joseon awalnya, menjadi budak seorang raja.
Ternyata ia masih di rumah sakit. Tahun 2020. Modern.
Apakah ia benci pada pandangan pertama? Sehingga ia ingin membuatku menderita setiap hari seperti ini, memperlakukan dirinya seperti raja dan aku menjadi budaknya.
Tiga bulan kemudian...
Hari-hari selanjut Yoon Yeong dalam kesibukan menangani pasien UGD, ia pun harus memiliki waktu untuk melayani sang raja dinasti modern abad ini, dan mendengarkan perintahnya. Terlambat sedikit wajahnya akan terlihat gelap. Semua memandang takjub dan iri, karena Yoon Yeong lah asisten pertamanya.
Siapa yang tidak iri?
Kang Eun Chan, dokter bedah termuda, tampan dengan tingkah gunung es, yang memiliki IQ melebihi batas manusia, yang selalu memiliki otak dingin dalam segala operasi. Ia selalu berhasil melakukan operasi, ia bagaikan dewa legendaris di meja onkologi. Siapapun ingin menjadi orang terdekat pria bak dewa itu.
Mendengar gosip itu Yoon Yeong, ingin memuntahkan kalimat.
Dia tidak sekeren yang kalian pikirkan... Dia pria Diktator..
*****
Dikantin
"Yoon Yeong" sapa Hye Mi yang tiba-tiba mengambil kursi di seberang Yoon Yeong, ia terlihat masih melahap makanan di depannya dengan cepat. Ia hanya diberi sedikit waktu untuk makan.
"Makanlah dengan lebih lambat, kau akan tersedak"
"Aku hanya diberi waktu lima menit" jawab Yoon Yeong masih dengan nasi penuh di dalam mulutku.
Uhuk...
Ia tersedak.
"Yoon Yeong" seru Hye Mi menyodorkan air minum. Yoon Yeong mengambil air minum dan meneguknya habis.
"Aku harus kembali" pamit Yoon Yeong bergegas setelah melirik jam di tangannya. Menyeka wajah dengan tisu berburu.
"Yoon Yeong" satu tangan Hye Mi menahannya. Meminta tinggal untuk sebentar.
Yoon Yeong menatap curiga ketika menangkap wajah merah Hye Mi.
Apa ini ? Hye mi rupanya salah satu penggemar Kang Eun Chan. Yoon Yeong ingin kembali tersedak. Bagaimana bisa pria itu memiliki banyak penggemar seperti ini ?
Melihat Yoon Yeong tidak segera pergi, Hye Mi dengan wajah kucingnya, memberikan kotak makan siang dengan hiasan pita yang cantik.
Sekilas melihat benda itu.
Yoon Yeong menjadi sangat mengerti.
"Aku membuatnya dan memasaknya sendiri" ucapnya terlihat malu.
Baiklah.