Di restoran Perancis..
Setelah selesai membayar dengan kartu hitam ID milik Eun Chan, Yoon Yeong membawa dua tangan penuh dengan makanan pesanannya.
Bagaimana bisa ia memakan ini semua? Apa ia terlahir dengan selera dan perut babi, sangat rakus.
"Yoon Yeong"
Satu panggilan akrab.
Dengan dua tangan berat, ia memutar berbalik.
Ternyata Hye Mi.
Apa Hye Mi sengaja kemari, untuk menghadangnya.
Yoon Yeong hanya tersenyum. Semoga tidak terlihat senyum palsu.
Kotak makan siang itu sudah di buang.
Mata Hye Mi terlihat mennyipit tajam menatap, seakan ada hal yang berdosa pada dua benda plastik di tangan Yoon Yeong. Suara sedih magnetik meluncur begitu saja.
"Dokter Kang menolak kotak makan siang yang aku berikan"
Yoon Yeong berdiri gagap, ingin berputar namun langkahnya tidak mudah ia balik begitu saja.
Jalan satu-satunya, hanya bersikap manis seperti yang ia biasa lakukan pada gadis-gadis sebelumnya. Mengarang cerita kebohongan satu lagi untuk setiap gadis yang berbeda.
"Bukan. Ia sudah memakannya. Hanya saja ini ia minta belikan sebanyak ini, aku belum tau maksudnya apa"
Hye Mi menyelidiki wajah kecil cantik Yoon Yeong yang memasang wajah anti muslihat. Kali ini Yoon Yeong bukanlah rubah licik, ia hanya kelinci pytih yang terpaksa berbohong.
Hye Mi akhinya yakin, jika Yoon Yeong adalah kelinci polos yang baik hati.
"Benarkah? Apakah ia sangat menyukainya, bisakah aku membawanya kembali besok" Ucao Hye Mi, sinar kesedihan lenyap begitu saja, mata itu kini tersenyum seperti bulat sabit.
Ah...
Kata yang sama di ucapkan gadis-gadis sebelumnya. Lagi-lagi Yoon Yeong harus mengarang kebohongan kembali.
"Tidak perlu" jawab Yoon Yeong.
"....???"
Terlihat raut kecewa. Sangat jelas kecewa.
"Senior Kang sekarang tidak makan siang. Dia sedang DIET, ah ia merasa linggkar pinggang bertambah 2 cm. Ia mengeluh tadi" Karang Yoon Yeong.
Sang raja yang telah menolak kalian, pelayannya yang sibuk memperbaiki mulut..
Keluh Yoon Yeong dalam hatinya.
"Ooh, tentu saja Senior Kang pasti sangat menjaga tubuhnya" suara Hye Mi yang tengah menggantung rasa kecewanya, lenyap seketika dan tanpa menunggu reaksi selanjutnya.
Yoon Yeong keluar lebih dulu sambil mengutuk keabadian wajah magnetik sang raja dinasti yang menarik banyak gadis untuk menyusahkan dirinya.
Ketika ia kembali,Eun Chan sudah tidak ada dalam ruangannya.
Ia hilang.
Yoon Yeong meletakan kotak makanannya di atas meja miliknya, membongkar agenda miliknya, tertulis di saat ini ia akan latihan menembak, agenda selanjutnya hanya tertulis beristirahat.
Hidup pria ini hanya hidup dengan penuh kesantaian.
Menutup agenda, memandang dua plastik kotak makanan itu.
Mengapa ia memintaku membeli makanan, jika ia akan pergi.
Merogoh ponselnya dan mengetik beberapa pesan wechat untuknya.
Senior Kang, makananmu sudah tiba
Tidak lama balasannya tiba.
Panggil aku Eun Chan.Okay
"...."
Ia mengabaikan pesan pertama Yoon Yeong.
Makanan ini di apakan ?sebanyak ini apa hanya untuk di sia-siakan.
Ia terlihat suka membuang-buang uang. Yoon Yeong mengerutkan alisnya, seakan mendapat firasat buruk. Jangan sampai pria itu meminta dirinya, melempar ke bak sampah kembali.
Itu pemborosan.
Makanan dari restoran Perancis sebanyak ini, cukup gila jika dibuang sia-sia.
Ia kemudian menekan fitur kamera ponsel, dan mengambil gambar kotak makanan dan mengirim pesan bergambar untuknya.
Senior Kang, makanan sudah di atas meja
Ting-balasanya tiba.
Panggil aku Eun Chan-Okay ðŸ˜
Melihat simbol terakhir di pesan wechatnya.
Yoon Yeong tertawa pada ponselnya sendiri. Pria ini terlihat ngotot.
Ia membayang wajah marah seorang raja dinasti Joseon seakan telah berdiri di depannya dengan wajah yang akan meminta dirinya untuk mati.