“Kita baru mau turun.” Sebuah suara membuat Nay begitu gugup. Perempuan itu kemudian menutup sambungan telepon karena akan masuk ke dalam lift. Dia tentu sedikit gugup melihat dirinya di cermin yang ada di lift. Di dalam lift semua terdiam, Nayshila merapikan kerudung dengan warna hijau lembut, baju yang dia kenakan terlihat cukup casual, dia menggunakan blues dengan warna senada dengan kerudung. Ray yang memilih semua yang dikenakan Nayshila hari ini. Bagaimanapun juga Nayshila menyadari jika keluarga Ray berbeda dengan keluarganya. Karena itu semua yang digunakan keluarganya sudah lolos sensor Raymond.
“You here?” Sebuah suara membuat Nayshila tertegun, laki-laki dengan kemeja yang warnanya senada dengan baju yang dia kenakan. Laki-laki dengan kulit putih bahkan lebih putih dari kulit Nayshila. Wajahnya tersenyum dan menunduk menyapa seluruh keluarga Nayshila seolah dia sedang menjemput calon keluarganya. Kacamata yang dia kenakan seolah menegaskan jika dia adalah seorang influencer dengan pendidikan yang bagus. Nayshila sungguh tidak percaya dengan apa yang sedang dia lakukan sekarang.
“Apa kabar Bu, Pak? Silahkan lewat sini.” Raymond seolah benar-benar menjemput keluarganya. Seluruh keluarga Nayshila mengikuti arah Raymond berjalan ke sebuah ruangan yang berbeda. Dan ketika pintu besar di buka, sebuah ruangan dengan meja besar dan beberapa orang yang sudah duduk di sana. Nayshila benar-benar hanya bisa menyunggingkan senyum karena gugup.
“Nervous?” Raymond berbisik setelah selesai membantu seluruh keluarga Nayshila untuk duduk. Sedangkan dia berdiri di sisi Nayshila di depan dua buah kursi yang memang di letakkan bersebelahan. Keluarga Nayshila di sebelah kanan dan keluarga Raymond di sebelah kiri.
“Selamat siang semuanya, terimakasih sudah berkesempatan untuk hadir di sini meluangkan waktu.” Sebuah suara yang membuat beberapa orang di ruangan itu tersenyum dan Nayshila bahkan tersenyum canggung. Ray perlahan menoleh setelah menyelesaikan kalimat itu. Nay terlihat cukup gugup dan sedikit tidak tenang. Ray perlahan menyentuh ujung jari Nayshila dan kemudian tangannya merayap untuk menggengam tangan Nayshila yang terasa sedikit dingin.
“Sebenarnya, saya hanya ingin perkenalan keluarga dengan suasana yang santai. Semoga semuanya bisa santai, termasuk kami.” Raymond terlihat tersenyum dan melirik Nayshila yang masih hanya diam.
“Jadi saya kenalkan satu persatu keluarga saya, Ibu saya yang di sebelah saya ini, lalu ada adik saya yang kedua laki-laki dan juga adik saya satu lagi perempuan.” Raymond terlihat melakukan perkenalan singkat. Nayshila sebenarnya cukup santai tapi dia juga gugup.
“Sebelumnya saya perlu memperkenalkan diri tentu,Raymond sepertinya lupa memperkenalkan diri.” Nay terlihat tersenyum seolah sedang menggoda calon suaminya itu. Raymond tertawa kecil menanggapi lucu apa yang Nay katakan.
“Nayshila Arinda by the way dia.” Raymond terlihat tersenyum dan tanpa sengaja mengangkat tangan yang sedang menggegam tangan Nay. Dua adiknya tertawa kecil menggoda kakak laki-lakinya itu.
“Ya kali lepasin dulu tuh tangan, sah juga belum.” Adik perempuan Ray terlihat membuat tos bersama adik laki-laki Ray. Adik Nay juga hanya tersenyum dengan dua keponakan Nay.