Nay tersenyum menggenakan cincin pemberian Ray di jarinya. Adik laki-lakinya terlihat sedang bermain dengan kedua anaknya bersama dengan istri dan juga Ibu Raymond. Interaksi yang terlihat sangat mengharukan bagi Nayshila.
“Kita bicara berdua sebentar?” Ray tiba-tiba sudah mendekati Nayshila dan mengajaknya untuk pergi ke tempat yang berbeda. Semua keluarga tidak menyadari hal itu, mereka berdua menghilang dari area kolam renang tempat seluruh keluarga sedang bercekrama.
Nay mengikuti Ray menuju ke lift untuk naik lagi ke sebuah tempat yang dia kenali semalam. Meski dia bahkan belum masuk ke sana. Tapi kali ini Nay terlihat cukup santai karena masih terang dan juga masih banyak orang yang berlalu lalang karena hotel sedang ramai. Nay mengikuti Ray masuk ke kamarnya, tidak besar dan hanya ada satu tempat tidur di kamar itu, standar kamar yang biasa.
“Duduklah senyaman mungkin, aku ingin membicarakan perihal rencana selanjutnya.” Ray terlihat cukup serius, dia mengambil tabletnya. Dan juga kantong dengan gambar merk ternama sebuah ponsel.
“Aku beli sebagai fasilitas, supaya semuanya terkoneksi bersama.” Raymond terlihat serius menyerahkan tas yang terlihat lumayan besar itu. Nay membuka dan melihat unit ponsel baru serta tablet baru. Perempuan itu tersenyum, bahagia ini sesuatu yang tidak bisa dia katakan pada dunia. Tapi dia hanya tersenyum memandang dua barang itu. Bagaimanapun juga dia sangat menginginkannya.
“Kita sinkronkan sekarang saja. Ada banyak hal yang perlu dilakukan. Rekening bank dan lainnya. Juga persiapan pernikahan akan butuh banyak waktu, meski kamu meminta Mamaku pernikahan sederhana dia tidak akan melakukan semuanya itu.” Ray terlihat memasang wajah serius, dan Nay mengangguk perlahan. Di luar sana bisa saja mereka berdua tersenyum dan memasang wajah jatuh cinta berlama-lama. Di sini mereka hanya akan membicarakan pekerjaan tentu saja.
“Aku tidak tahu bagaimana caranya.” Nay terlihat tersenyum meski begitu dia membuka kotak dan membaca beberapa petunjuk, sebelum kemudian Ray mengambil ponsel baru itu dan memasangkan sebuah kartu.
“Nomermu akan di tempat yang sama. Nomer ini hanya aku yang tahu. Jika ada yang minta nomermu berikan yang ada di ponsel lama itu.” Ray terlihat cukup serius dengan apa yang dia katakan. Seolah sedang berbicara kepada karyawannya bukan pada kekasihnya. Nay hanya mengangguk dan berusaha membantu dengan membuka tablet yang masih dalam kotak. Nayshila juga tersenyum dengan hal satu ini.
“Sudah aku sinkronkan, dan tinggal yang itu. Semua data di laptopku dan ponselku akan bisa dilihat di sini juga. Kamu juga akan menyimpan di cloud yang sama supaya aku bisa memeriksa setiap hal yang kamu lakukan.” Ray tidak terlihat santai, tapi sangat serius. Nayshila juga hanya mengangguk setuju.
“Pelajari semuanya, dan ketika kita bertemu aku harap kita bisa membicarakan pengelolaan aset lebih lanjut. Dan soal pernikahan, aku juga akan mengupdate apa yang Mama mau. Mungkin kita hanya akan mengikuti saja.” Raymond terlihat cukup serius dengan apa yang dia katakan meski itu juga menyangkut pernikahan. Nay juga hanya mengangguk setuju.