Nay dan Ray melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah tempat rias dan juga fitting baju pengantin. Raymond terlihat tersenyum ketika melihat tempat fitting baju yang menampilkan beberapa gaun dengan banyak payet dan sangat gemerlap.
“Boleh tidak jika membuat gaun baru dan tidak banyak gemerlap begitu?” Ray terlihat serius mengatakan sesuatu yang di setujui oleh Nayshila. Perempuan itu hanya tersenyum sambil masuk ke dalam tempat itu.
Nayshila menyapa pemilik tempat dan melihat sekeliling. Seorang karyawan langsung mengenali dan kemudian menunjukkan baju yang sudah Nay pilih kemarin.
“Semua sudah fitting untuk ukuran. Hanya pengantin laki-lakinya saja ya Mba?” Nay mengangguk dan tersenyum. Karyawan tempat itu kemudian masuk ke dalam mengambil pakaian untuk Ray. Keluar dengan membawa sebuah pakaian dengan warna merah berbahan beludru khas baju pengantin jawa. Nay tersenyum melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Ray.
“Are you kidding me?” Raymond hampir tertawa, tapi Nay mengangguk tersenyum.
“Mama bilang akan sangat bagus, dan juga karena merah seperti keturunan meski juga sedikit gelap karena maroon. Akan bagus karena kulitmu sangat bersih.” Nay mengulang apa yang calon mertuanya katakan ketika melihat beberapa baju.
“Dan kamu setuju?” Ray bertanya karena dia sedikit tidak percaya jika itu pilihan dari Ibunya. Nay mengangguk dan duduk di ruang tunggu.
“Boleh dibantu mencobanya.” Ray masuk dengan pemilik tempat itu yang kebetulan laki-laki. Karyawan di tempat itu mendekati Nay dan tersenyum.
“Masnya badannya bagus, pasti bagus sekali dengan pakaian itu. Kalau basahan lebih bagus lagi Mba, Mba nya juga posturnya bagus. Basahan saja Mba?” Nay langsung menggeleng perlahan.
“Jaman sekarang basahan juga bisa untuk yang berkerudung.” Sebuah tawaran yang membuat Nay hanya bisa tersenyum dan masih menggeleng.
“Tapi Mba, untuk gaunnya mau di coba lagi? Kemarin jadinya yang warna putih?” Karyawan itu membuat Nay teringat jika dia akan menanyakan perihal gaun pada Ray.
“Ah... Sebentar Mba, saya tanya sama calon suami saya dulu nanti.” Nay terlihat bingung karena belum menunjukkan semua persiapan. Ray keluar dari tempat ganti dengan baju yang dia coba. Wajahnya sedikit kikuk dan malu meski penampilannya sungguh bagus. Beberapa karyawan bahkan pemilik tentu saja bersiap untuk menawarkan foto.