My Life Partner

tami ilmi
Chapter #10

Chapter #10

“Apa kamu gak kasihan dengan calon istrimu? Dia memang bisa sendiri, tapi mengerjakan untuk pernikahan sendiri itu rasanya pasti beda.” Mama Ray terdengar sedang tidak setuju dengan apa yang Ray mau untuk hari ini.

“Tapi aku ada kerjaan Ma. Dan juga semuanya sudah aku lakukan di sini. Persiapan hampir 80% sudah jadi. Mama juga sudah bisa pulang ke rumah. Biar rumah ini Nay yang urus.” Ray kembali memberikan penjelasan akan kepulangannya.

“Tapi kamu tidak pernah menemani Nay kemanapun sampai saat ini.” Mama Ray kembali tidak setuju dengan kepulangan anaknya dalam waktu singkat.

“Kalau Mama masih mau di sini, Ray juga tidak akan melarang. Cuma Ray harus pulang Ma. Ada pekerjaan, dan juga ada sesuatu yang penting. Ada orang yang sudah mendengar tentang rencana pernikahan. Sebelum semuanya diungkap atau malah jadi salah. Ray mau membuat pengumuman.” Raymond akhirnya menceritakan masalah yang terjadi dan sangat penting.

“Kalau begitu sekalian kenalkan Nay di media?” Mama Ray terlihat tersenyum dan menatap Nayshila juga. Perempuan itu hanya menunduk, ada perasaan minder dan juga rendah diri secara tiba-tiba. Banyak pertanyaan yang kemudian bersuara di kepalanya. Ray menatap perempuan yang menunduk itu sebentar.

“Gak bisa begitu, Mama lihat Nay bagaimana.” Ray terlihat berusaha memberikan penjelasan tapi sepertinya dia tidak terlalu pandai tentang hal itu. Perempuan yang menunduk itu menampakkan wajahnya dan tersenyum melihat calon mertuanya.

“Ray, tidak baik begitu. Jika harus diungkapkan. Maka ungkap semuanya dengan jelas.” Mama Ray kembali mencoba untuk menjaga perasaan Nayshila.

“Mungkin maksud Ray bukan seperti yang Mama pikirkan.” Nayshila perlahan memberanikan diri membuka suara. Ray melihat sebentar dan kemudian masih menatap Ibunya lagi. Mereka bertiga duduk di ruang tengah hampir malam.

“Aku akan mencarikan tiket untuk kembali malam ini. Ray mau makan apa? Aku bisa pesankan sambil menunggu.” Nay terlihat hendak bangkit dari duduknya mengambil tas dan gadgetnya untuk mengurus keperluan Ray.

“Sebentar, kalian berdua mau menyembunyikan pernikahan?” Sebuah pernyataan yang membuat Nay dan Ray kemudian menatap Mama Ray. Nayshila tersenyum sedikit dan Ray mulai kelihatan sedikit kesal. Nay kemudian berpindah duduk di sisi Ray karena sudah nampak emosi, mungkin karena lelah dengan perjalanan dan aktivitas hari ini.

“Um... Mungkin tidak begitu. Setelah menikah kami bisa mengatakan ke semua orang jika pernikahan itu sudah terjadi. Tapi jika belum...” Nay melihat ke arah Ray yang terlihat enggan bicara. Mungkin fisiknya lelah dan kepalanya penuh dengan banyak pikiran sehingga sikapnya begitu frustasi.

Lihat selengkapnya