"Gung, aku tau ini pertandingan pertamamu, tapi jangan tegang gitu rileks aja ya!"
"Iya kak Willy, dulu aku pas SMP ga segini tegangnya." sahut Gungde dari bangku ruang ganti.
"Ayo-ayo semua siap, sudah mulai!" Coach datang dang memeberi semangat. "Willy!" kata Coach pelan, sejenak Willy menoleh saat semua orang sudah keuar dari ruangan "Kamu, yakin bisa? Masih berduka?"
"Bisa Pak, saya yakin." tatapan Willy tajam dan meyakinkan.
"Gini, Bapak sih pinginnya kamu keluar di quarter ke dua sampe habis, quarter satu biar Arka saja yang pegang kendali. Kamu amati, kamu pelajari, setelah itu baru maksimalkan operan dari Gungde, anak baru itu cepat sekali operannya." Kata Coach semangat.
"Baik pak!" sahut Willy yakin.
***
Suasana Kelas X-4 IPS 'cukup' tenang saat itu. Lisa sedang asik membaca komik Death Note cetakan pertama, yang ia pinjam dari Vega. Headset earbud menancap erat ditelinganya. Disebelah Lisa Vega pun melakukan Hal yang sama, dan masih dengan komik Yaoi kesayangannya. Chandri, Novi, Vallerie, Asuka, dan beberapa anak cewek lainnya masih asik berbincang, di pojok belakang ada tiga grup yang sedang bermain Poker, Remi dan 41.
"Pengumuman!" Megaphone di luar kelas berbunyi "Pertandingan basket SMAK Swastiastu dengan SMA 4 segera dimulai. Para siswa diharapkan memberi dukungan secara tertib dan jam pelajaran ditiadakan untuk menyaksikan jalannya pertandingan, terima kasih."
"Udah mulai tuh, Yuk dukung Gungde!" Kata Eka, serentak seluruh kelas langsung bergemuruh keluar, namun mereka masih merasa ada satu yang ketinggalan.
"Lis, Lis" Teriak Vega yang sudah ada di depan kelas.
"LISAAAA!" "LISAAAA!" "LISAAAA!" "LISAAAA!" "LISAAAA!" serempak teman-teman sekelas meneriaki Lisa yang masih menggunakan headset, ia benar-benar tak sadar akan kejadian disampingnya karena membaca komik sambil menghadap tembok.
"HAH!" Serentak Lisa kaget, suara itu menembus headset yang ia kenakan. "Uda mulai?"