Sudah beberapa bulan sejak kejadian Ruby dan Isabelle itu. Sejak saat itu, Ruby tidak berani macam-macam dengan Isabelle. Tidak ada yang tahu apa yang didapatkan oleh Ruby saat itu, sikap Ruby berubah kepada Isabelle. Ruby tidak menjadi gadis yang jahat pada Isabelle, tapi Ruby juga tidak berani mendekati Isabelle.
Semester baru telah dimulai. Ada rumor bahwa ada murid baru yang sangat tampan di sekolah ini. Namanya James. Dia berada di kelas IPA. Dia baru saja masuk ke sekolah ini, tetapi dia sudah membuat keributan. Rumornya, dia sudah membuat salah satu guru marah dan akibatnya dia harus diskors. Tidak ada yang berani mencari masalah dengannya. Tapi dia juga mempunyai banyak penggemar yang mengaguminya. Para penggemar itu senang melihat James dari jauh, tidak ada yang berani mendekatinya.
James adalah anak yang tampan dan cerdas, namun sifatnya lah yang menutupi kepintarannya itu. Dia tinggi, berkulit putih, dan mempunyai tatapan mata yang mampu membuat siapapun tenggelam dalam mata hitamnya itu.
Hari itu, Isabelle dan Leona sedang makan di kantin, tiba-tiba seseorang datang dan langsung membuat keributan. Anak itu datang dengan beberapa temannya, menyerobot antrean dan menghajar mereka yang tidak mau menyingkir. Isabelle melihat hal itu dan hanya menggelengkan kepala.
"Itu anak baru yang katanya ganteng itu. Iya sih ganteng. Tapi sifatnya itu loh." Celoteh Leona yang sedang duduk di depan Isabelle.
"Yang penting dia nggak ganggu kita." Balas Isabelle singkat. Isabelle memang tidak memedulikan apa yang dilakukan pria itu. Isabelle pun tidak tertarik dengan pria itu, walaupun dia terlihat tampan.
Pria itu mendekat ke arah Isabelle dan Leona. Berusaha membuat Isabelle dan Leona pergi dari meja itu, tetapi Isabelle hanya tetap diam sambil memakan makanannya. Tidak peduli dengan pria itu. Pria itu mulai menggebrak meja yang menyebabkan semua orang yang berada di kantin menoleh ke arah mereka.
"Minggir!" Kata pria itu.
"Bel, ayo kita pergi." Ajak Leona yang hasilnya ditolak oleh Isabelle.
"Kita lebih dulu duduk di sini, kenapa kita yang harus pergi? Kenapa mereka nggak mencari tempat lain yang kosong?" Kata Isabelle pada Leona, lalu berbalik menatap pria itu. "Ada banyak kursi kosong di sini, kenapa kau dan temanmu tidak mencari tempat lain saja?"
"Ini tempatku. Menyingkirlah." Perintah pria itu dengan nada mengancam.
"Kami yang lebih dulu berada di sini. Lalu apakah kau membeli tempat ini? Tidak kan? Kita sama-sama belajar di sekolah ini. Kita tidak dibeda-bedakan. Apakah hanya karena kau sering membuat onar, aku akan takut padamu? Dari sekian banyak meja kosong, kenapa kau memilih meja yang ada orangnya? Apakah orang tuamu tidak mengajarimu tata krama?" Pria itu langsung menampar pipi Isabelle dan pergi dari tempat itu.
Semua orang yang ada di situ terkejut, terlebih Leona dan murid kelas 10 IPS 2. Isabelle adalah anak yang pendiam. Dan barusan dia mengoceh di depan James, anak yang ditakuti oleh murid-murid SMA Nusantara. Mereka sangat takjub melihat Isabelle yang berani melawan James seperti itu.
****
"Ini tempatku. Menyingkirlah." Perintah James dengan nada mengancam.
"Kami yang lebih dulu berada di sini. Lalu apakah kau membeli tempat ini? Tidak kan? Kita sama-sama belajar di sekolah ini. Kita tidak dibeda-bedakan. Apakah hanya karena kau sering membuat onar, aku akan takut padamu? Dari sekian banyak meja kosong, kenapa kau memilih meja yang ada orangnya? Apakah orang tuamu tidak mengajarimu tata krama?" James langsung menampar pipi gadis itu dan pergi.
Suasana hati James yang tadinya baik, menjadi sangat buruk karena gadis itu. James penasaran siapa gadis itu. Dia gadis pertama yang berani menentangnya. Gadis yang tidak takjub saat melihat pesonanya. Sikapnya bahkan cenderung menolak kehadiran James. Dan siapa dia berani mengatakan tentang orang tuanya. James lebih memilih pergi dari kantin karena gadis itu hanya akan membuka luka lama James.
James sangat mengenal gadis itu. Ia adalah gadis di masa kecilnya dulu. Cinta pertamanya.
Tidak ada gadis yang tidak tertarik dengan James. James harus berusaha membuat gadis itu tertarik padanya. Juga, mencari tahu apa yang terjadi padanya, sehingga ia melupakan James. James mendapatkan informasi bahwa gadis itu adalah murid kelas 10 IPS 2. James senang mengetahui fakta bahwa kelasnya dekat dengan kelas gadis itu.
Keesokan harinya, James langsung pergi ke kelas Isabelle saat jam istirahat. Gadis itu ada di sana. James melihat gadis itu, dia sedang sibuk membaca bukunya. Gadis itu terlihat biasa saja, cenderung jelek malah. Gadis itu memakai kacamata besar dan kepang dua, itu sangat tidak menarik. Namun cintanya telah tumbuh jauh sebelum ini. Ia akan terus menggunakan berbagai cara agar Isabelle dapat mengingatnya kembali.
James mendekati gadis itu, mencoba berkenalan dengannya. Tetapi gadis itu menanggapinya dengan dingin.
"Cih. Gadis sombong. Gadis jelek sepertimu tidak seharusnya sombong seperti itu." Kata James pada Isabelle.
"Maaf. Jika anda mempunyai waktu untuk mencela seseorang seperti itu, seharusnya anda mempunyai waktu untuk memperbaiki diri anda bukan?" Balas gadis itu tajam.
James kaget mendengar jawaban itu. Dia menolaknya, atau menasihatinya? Gadis ini semakin menarik. Dia bukan gadis yang mudah didekati. James pergi meninggalkan Isabelle. James tidak akan menyerah hanya karena hal sepele seperti itu.
"Anastasya. Gadis yang menarik. Tunggu saja, aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku." Kata James.
Sepulang sekolah, Isabelle dan Leona sedang menunggu jemputan di depan gerbang. Seseorang datang dengan mengendarai sepeda motornya. Orang itu berhenti di depan Isabelle, dia adalah James.
"Selamat sore nona, apakah anda butuh tumpangan?" Tanya James dengan nada menggoda. Dia masih menaiki sepeda motornya. Sesaat kemudian mobil yang menjemput Isabelle sudah datang. Isabelle langsung masuk ke dalam mobil, meninggalkan James yang sendirian di depan gerbang.
“Leona, aku duluan ya.” Kata Isabelle, mengabaikan James yang berada di depannya.
“Iya.” Balas Leona.
"Dasar. Cewek ini kenapa susah sekali. Nggak pernah ada cewek yang menolak aku. Mereka malah tergila-gila denganku. Cewek aneh." Kata James.
“Isabelle nggak aneh. Mana helmnya?” Ujar Leona marah. “Awas kau kalau nanti sudah sampai di rumah.
“Iya cerewet.”
Mereka pun melajukan kendaraan mereka ke arah rumah mereka. Sesampainya di rumah, James pun mendapat banyak omelan dari Leona, saudara kembarnya.
“James Seychelles. Aku tahu kau saudaraku. Tapi Isabelle itu sahabatku. Dan aku tidak akan membiarkan orang sepertimu dekat dengan Isabelle. Tidak akan.” Oceh Leona pada James.
“Tapi, aku kan suka sama dia.”
“No. Nggak. Kamu Cuma suka mengganggu dia. Itu saja. Walau kita sudah berpisah lama sekali, tapi aku tahu sifatmu. Jangan kira aku nggak tahu kalau kamu suka tebar pesona ke gadis-gadis itu. Playboy.”
“Kamu nggak tahu ada apa antara aku dan Anastasya.”
“Aku nggak peduli. Bye.”
Leona pun pergi ke kamarnya, meninggalkan James yang masih berada di halaman rumah mereka.