Hari ini adalah hari Minggu, jadi aku tidak perlu susah-susah bangun pagi untuk pergi ke sekolah. Sengaja kuatur agar hari ini tidak ada kegiatan apapun karena aku butuh sehari untuk me-refresh tubuhku agar bisa fit lagi untuk beraktivitas selama enam hari ke depan.
Seperti layaknya anak gaul ala ibukota, jam sembilan pagi aku baru bangun dan yang kulakukan pertama kali adalah update media sosial. Aku menuliskan statusku di empat media sosial yang berbeda dan sempat juga membaca portal berita online. Usai mengetahui perkembangan dunia hari ini secara daring, aku baru ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Namun saat sedang mengenakan pakaian sehabis mandi, ponselku berbunyi nyaring, tanda ada telepon yang masuk. Aku segera meraih ponselku setelah berhasil mengenakan sebuah rok berwarna putih. Di layarnya tertera nomor yang tidak kukenal namun jelas merupakan nomor telepon rumah. Siapa kenalanku yang masih menggunakan telepon rumah? Rata-rata kenalanku semuanya sudah menggunakan ponsel!
“Halo,” meski agak heran, aku mengangkat teleponnya juga.
“Hai, Raina!”
Suara itu.... Leon! Tapi kenapa perutku mendadak jumpalitan seperti diisi oleh timah panas begini?
“Selamat pagi, Yang Mulia,” sindirku. “Apa ada yang Anda butuhkan dari saya?”
Kudengar Leon tertawa di seberang sana.
“Akhirnya kamu mengakui juga kalau aku ini pangeran?”