My Lost Prince

Rosa L.
Chapter #16

Pertanyaan yang Menggantung

Makanan sudah habis, TV masih menyala, dan jam telah menunjukkan pukul sembilan malam. Aneh sekali Mama tidak mengusir anak laki-laki ini walau sekarang dia sudah berjam-jam berduaan denganku di kamar. Malah sekarang dia sedang tidur-tiduran di sebelahku dengan santai.

“Bukannya ini sudah malam? Kamu sebaiknya pulang,” tegurku pada Leon. Ia mendongak untuk menatap wajahku. Saat mata kami bertemu, otomatis bibirnya membentuk senyuman manis. Seperti biasa, jantungku berdesir melihat senyuman itu. Ugh!

“Kamu ngusir aku, ya?”

“Iya,” kataku tanpa basa-basi, lalu teringat. “Bukannya kamu bilang mau pesan tiket?”

“Ups, iya,” dia bangun dari tempat tidurku. “Kita tunda saja, ya? Sudah malam...”

“Memangnya kamu pikir ini zaman batu? Nggak pernah beli tiket online, ya?”

“Sayang, apa salahnya, sih, menunda kepulanganku sehari?” rajuknya dengan puppy eyes.

“Jangan panggil aku ‘Sayang’!” aku menggeram. “Ingat, kamu itu bukan siapa-siapaku!”

“Oh, ya?” matanya menatapku menggoda. Dia jadi tampan sekali kalau begitu, membuatku blushing parah.

“I... iya! Apaan, sih?!”

“Tapi wajahmu jadi merah, lho. Hayo... kamu naksir aku, ya?’ dia terus menggoda.

“Si... siapa yang naksir kamu! Keluar! Keluar!” aku melempar bantal padanya. Dia menghindar secara refleks hingga lemparanku meleset.

“Nggak kena!” dia menjulurkan lidahnya padaku. Aku berdecak dan mengambil bantal berikutnya, namun sebelum bisa melempar, sebuah bantal sudah menimpa kepalaku.

“Aaw!”

Ternyata dia balas melempariku dengan bantal yang tadi. Gejolak amarahku memuncak dan dalam sekejap kulemparkan semua bantal dalam jangkauanku ke arahnya.

“Makan ini! Dan ini! Dan ini!”

Namun aku harus menerima kenyataan bahwa bantal-bantal tadi sebagian besar meleset dan dilemparkannya kembali kepadaku. Karena aku tidak bisa bergerak sebebas dirinya, aku sering kena.

“Curang!” umpatku ketika bantal kelima sukses mendarat lagi di kepalaku. “Aku nggak bisa jalan, sementara kamu bisa lari di situ!”

Lihat selengkapnya