Jadi ini sebabnya semua orang di rumah diam saja meskipun Leon bertindak macam-macam padaku? Jadi ini sebabnya Leon bisa berbuat apa saja di rumahku tanpa sungkan-sungkan layaknya di rumahnya sendiri? Jadi ini sebabnya Leon tidak malu-malu untuk memeluk bahkan menciumku? Jadi ini sebabnya...
Tapi tetap saja, aku tidak bisa diam saja menerima semua ketidakadilan ini!
“Saya tidak bisa terima ini!” aku bangkit lagi dari kursiku, memicingkan mataku sedikit karena rasa sakit di kakiku, tapi meneruskan, “Bagaimana mungkin kalian semua melakukan ini pada saya? Bagaimana mungkin kalian mempermainkan hidup orang seperti ini? “
“Raina, tolong jangan marah-marah pada saya atau siapapun yang ada di ruangan ini. Perjanjian ini bukan dibuat oleh kami, tapi oleh Pak Husein dan Pak Ali, yang sayangnya keduanya sudah meninggal,” ucap Om Nick masih dengan sikap tenang.
“Kalau begitu kenapa tidak dibatalkan saja dari dulu?” serangku.
“Sayangnya, mereka berdua sudah meneken perjanjian resmi dan hidup cukup lama untuk melihat kalian berdua dinikahkan secara agama. Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mencegahnya.”
“Tapi, bagaimana kalau ternyata kami berdua tidak cocok? Apa kami bisa bercerai?” tanyaku.
“Bisa, tentu bisa, Raina. Tidak ada kata-kata apapun dalam perjanjian yang melarang perceraian setelah kalian dinikahkan, tapi apa kamu yakin ingin menceraikan Leon? Leon bilang bahwa kalian berdua sudah cocok dan kamu menyukainya.”