Blurb
"Sungguh, Yindi tidak ingin banyak menuntut. Kalau memang yang ada di hatinya benar adalah cinta, dia ingin mencintai Galih tanpa banyak syarat. Bagai buah simalakama, di sisi lain dia takut sakit hati, tapi dia juga tidak ingin kehilangan Galih. Hatinya benar-benar tak siap membiarkan lelaki itu pergi."
--------------------------------
Yindi cuma ingin satu hal : kejelasan hubungannya dengan Galih. Mereka berdua sudah begitu dekat, tapi tetap saja status pacar belum juga didapat. Yindi mulai habis kesabaran untuk menunggu lebih lama, hatinya bertanya-tanya apa alasan yang membuat Galih tak kunjung meresmikan cinta mereka.
Seperti pelaut yang menebar sauh untuk berlabuh, Yindi tak menemukan alasan untuk berpaling dari Galih, namun ombak bernama takdir membawa gadis itu pada perkenalan baru, juga kenyataan yang tak pernah dia sangka.