Runa memasuki kelas memasak dengan baju putih dan celemek oranye. Dia berjalan menuju meja memasaknya yang dia tempati bersama Nathan. Runa meletakkan wajannya di kompor.
“Sekarang ... kita belajar memasak telur gulung sosis. Kuminta kalian melakukannya dengan teliti! Tidak boleh ada kekacauan di kelas ini!” kata Mr. Chael, guru memasak mereka.
Mereka mempersiapkan alat dan bahan memasak. Ada telur, sosis, bawang bombai, saus tomat, bumbu penyedap, pisau, talenan, dan wajan kecil yang dibawa masing-masing anak. Semua anak mulai memasak sambil mengobrol dan mengiris-iris bawang bombai.
“Bagaimana ini? Aku tidak bisa mengiris sama sekali!” keluh Verly sambil mengunyah permen karet. Verly adalah murid yang paling suka mengeluh, manja, dan sering melakukan hal yang usil kepada Runa.
“Chilly!” panggil Verly sambil menyenggol Chilly. Chilly adalah salah seorang teman baik Runa meski tidak terlalu dekat. Menurut Runa, hati Chilly terbagi dua. Setengahnya untuk Runa, setengahnya lagi untuk Verly.
“Apa, sih?” tanya Chilly.
“Taruh ini di mangkuk Runa!” bisik Verly sambil mengeluarkan permen karet yang sudah lama dikunyah dari mulutnya.
“Aku tak bisa melakukannya! Kamu gila!” seru Chilly. Namun, Verly menyikut Chilly keras. Dengan jijik, Chilly pun mengendap-endap ke meja Runa.
“Waw! Cantik sekali potongan bombaimu!” puji Chilly sambil pelan-pelan tangannya menaruh permen karet di mangkuk berisi telur. Namun, Runa melihatnya. Saat itu kebetulan Runa mau menambahkan bumbu ke dalam telurnya.
Runa panik dan melemparkan bumbu ke arah Chilly. Chilly kaget dan balas melempar telur. Nathan ikut-ikutan melempar saus tomat ke arah Chilly. Ketiga anak itu pun asyik saling melempar sambil tertawa.
“Runa! Berhenti melemparkan tepung ke arahku!” tawa Chilly terengah-engah. Meja Runa kotor penuh tepung, telur, dan bumbu. Baju Runa, Nathan, dan Chilly juga kotor.
Apakah tadi aku menyuruh bermain-main? pikir Verly sebal.
“Mr. Chael! Bagaimana aku bisa memotong sosis kalau ribut begini?” protes Verly sambil menunjuk Runa, Nathan, dan Chilly. Mr. Chael memelotot.
“BERSIHKAN!” teriak Mr. Chael. Runa, Nathan, dan Chilly membersihkan mejanya. Mereka tetap riang seakan tidak terjadi apa-apa.
“Sungguh. Menyenangkan sekali bisa melewatkan pelajaran selanjutnya untuk beberapa menit,” tawa Runa. Karena harus membersihkan mejanya, Runa, Chilly, dan Nathan terlambat beberapa menit memasuki kelas berikutnya.
“Apa pelajaran selanjutnya?” tanya Chilly santai sambil mengelap meja.
“Oh! Aku tak boleh terlambat! Nanti Mr. George marah kalau aku terlambat. Kurasa aku harus mengendap-endap untuk ke kelas sekarang. Dah!” kata Nathan sambil berlari kecil.