My Lovely Unicorn

Bentang Pustaka
Chapter #2

Terjebak!

Siang itu setelah pulang sekolah, Runa melempar tasnya dan membanting dirinya di sofa karena sangat lelah.

“Ibu, tolong ambilkan susu cokelat di kulkas, ya!” pinta Runa dengan mata sayu. Ibu mengambilkan susu cokelat Runa dan duduk di sampingnya.

“Kamu capek, Sayang?” tanya Ibu lembut. “Istirahat saja dulu di kamarmu.”

Tak lama, Runa sudah memeluk bantal gulingnya yang empuk. Tiba-tiba saja Runa sudah tidak sadar dia ada di mana. Tertidur.

Krek ... pintu depan dibuka. Ayah masuk ke rumah. Ayah baru pulang dari tempat kerja.

“Ayah pulang!” seru Ayah.

“Mana Runa?” tanya Ayah heran.

“Dia tidur. Dia lelah sekali sepulang dari sekolah! Mau makan apa, Yah?” tanya Ibu santai.

“Roti selai kacang saja. Tidak biasanya Runa tidur, dia selalu menonton acara komedi di televisi,” jawab Ayah sambil menyimpan tasnya di loker tas. Ibu memanggang roti selai untuk Ayah.

Sore harinya, Runa bangun dari tempat tidurnya.

“Runa! Bantu ayahmu membersihkan gudang!” teriak Ibu yang sedang mencuci piring di dapur. Terbelalak mata Runa. Aku, kan, masih pegal-pegal! pikir Runa. Dia berjalan terhuyung-huyung ke loteng. Sebenarnya Runa merasa malas karena masih mengantuk.

“Berantakan betul!” seru Runa sebal. Ada tiga rak buku besar yang penuh dengan buku kuno. Banyak juga buku yang berserakan di lantai. Sering kali Ayah naik ke gudang untuk membaca buku, lalu menyimpannya bertumpuk-tumpuk tidak teratur. Semua bukunya berisi cara merancang mesin-mesin, salah satunya buku tentang merancang mesin waktu.

“Bersihkan saja!” seru Ayah sambil menyapu lantai gudang yang berdebu.

Dengan cekatan, Runa membantu ayahnya membersihkan gudang yang penuh dengan rancangan ayah dan kakeknya.

“Aku pegal-pegal!” keluh Runa.

“Memangnya, apa yang kau lakukan tadi di sekolah?” tanya Ayah.

Lihat selengkapnya