Tara naik bus untuk perjalanan pulang. Saat menunggu di halte, dia sadar bus yang baru meninggalkannya padat orang dan terlihat gerah. Sedangkan bus baru yang ditumpanginya sejuk karena sepi. Saat duduk dan menatap ke arah luar jendela, meskipun melewati banyak lampu lalu lintas, tapi lampunya berkali-kali pas menyala di hijau, sehingga perjalanan pulang Tara pun sangat lancar.
Saat berjalan menuju apartemen, Tara teringat akan lukanya dan membeli plester dari minimarket. Ketika Tara keluar dari minimarket tersebut, tiba-tiba dia merasa tasnya ditarik,"Eh! Eh!" Belum sempat dia meneriakkan kata jambret. Ada motor yang menyerempet pencopet itu. BRUK! Pencopet itu jatuh ke jalanan beraspal yang becek dan berdarah,"aduh.."
Tara pun cepat-cepat memastikan tasnya aman dan pergi dari tempat kejadian. Tapi sebelum itu dia melemparkan sebuah plester ke pencopet tersebut. "Nih mas." Memang Tara punya kecenderungan berbuat baik bahkan pada orang yang tidak memerlukannya.
Sesampainya di apartemen, Tara langsung memeluk Matcha dengan hangat. "Karena jalanannya lancar banget hari ini jadi aku sempet masak deh." Sambil masak Tara bercerita tentang pencopet, busnya dan hari pertamanya di kantor kepada Matcha yang jadi satu-satunya teman ngobrolnya di apartemen. "Mungkin karena ini baru hari pertama aku masuk kantor makanya terasa canggung."