Di hari ulangtahun Lisa, semua berjalan sesuai rencana. Lisa datang di ruangan VIP yang sudah dibook Edwin.
"Cocok banget nih sama Lisa." Komentar Adriana.
"Iya dia suka western food juga ya." Kata Tara.
"Kalo lu sukanya apa Tar?" Tanya Edwin.
"Gua mah sukanya bakso hahahaha." Jawab Tara.
"Gua suka japanese food." Kata Jayden.
"Gak ada yang nanya lu Den." Kata Adriana.
"Gua juga suka bakso." Kata Edwin. "Pernah cobain bakso Pak Mamat?"
"Ih itu sih enak banget."
"Favorit gue." Kata Tara dan Edwin serentak.
"Kompak banget sih lu berdua." Tukas Jayden.
"Ehh. Lisa udah sampe nih lagi cariin kita di lantai 1 hahahaha." Kata Adriana.
"Ya udah gua keluar dulu ya." Edwin pun keluar ruangan.
"Halo.."
Lisa masuk ke ruangan VIP yang lampunya sudah dimatikan, Tara, Adriana dan Jayden menyanyikan lagu happy birthday kepada Lisa.
Happy Birthday Lisa 🎶
Happy Birthday Lisa 🎶
"Ah.. Kaliann." Lisa langsung memeluk ketiga sahabatnya.
Kemudian Edwin masuk dari pintu sambil membawa sebuket mawar.
Happy Birthday dear Lisa.. 🎶
Mereka berempat serentak bernyanyi
Happy Birthday Lisa! 🎵
Lisa tampak begitu senang, dia memeluk Edwin dan mencium Edwin.
Hati Tara berdenyut sedikit, tapi lega.
"Aww.. So sweet." Kata Jayden.
"These are all my favorite things, thank you sayang!"
"Mereka yang bantuin aku."
"Thank you so much guys." Lisa membuat bentuk hati di tangannya yang ditujukan pada teman-temannya.
Lampu dihidupkan dan Tara pun memberi aba-aba kepada pelayan untuk mengeluarkan makanan.
"Silahkan dimakan hidangannya." Jayden berlagak seperti tuan rumah.
"Ini semua lu yang bayar ya!" Kata Edwin.
"Eh.. Jangan dong bang.." Kata Jayden bercanda.
Tara merasa Edwin memang ramah bahkan pada orang yang baru dikenalnya. Mungkin pemikirannya yang terlalu kemana-mana.
Setelah makan makanan yang begitu lezat, mereka bertiga pun beranjak pulang duluan karena ingin memberi waktu kepada Lisa dan Edwin berdua. Terutama agar Edwin ada waktu untuk melamar Lisa. Lisa pun membagi kue jadi empat sehingga Tara, Jayden dan Adriana bisa membawa kue tersebut masing-masing pulang.
Tapi sepanjang makan Edwin lebih diam dari biasanya.