Kehidupan Tara bisa dibilang kembali normal, dibandingkan rindu dengan keberuntungan kecil yang terjadi di hidupnya, Tara lebih kangen Matcha. Sering dia masih melihat foto kucing hitamnya itu dan berpikir apakah kini ada yang merawatnya, seharusnya ada karena Matcha begitu lucu. Jika ada pencinta hewan melihatnya pasti langsung ingin mengadopsinya. Tadinya dia mau menitip pesan pada orangtuanya untuk sesekali memberi makan Matcha di tempat yang agak jauh tapi pasti mereka menolak.
Jika dia mengunjungi Matcha sekarang, apakah Matcha masih ingat dengannya, ataukah Matcha akan membencinya dan menjauhinya. Apartemen Tara terasa sepi sekarang.
Kondisi nenek kini sudah membaik, Tara lega.
Tara akhirnya membalas Edwin,
"Hai Win, sori ya baru bales sekarang. Gua gak nyalahin lu. Itu hak lu Win untuk memilih mau menikah sama siapa dan wajar untuk berpikir dua kali sebelum memutuskan suatu hal yang begitu penting.
Gua tetep mau jadi temen lu kok. Tapi buat sekarang, kita jangan ketemu dulu ya. Gua gak mau kesalahpahaman gua sama Lisa berlanjut. Thank you pengertiannya Win.
__________________________________
Keesokan paginya, Bu Magda memanggilnya ke ruangan. Beberapa kali Tara dipanggil untuk alasan yang positif, jadi dia santai aja ketika masuk ke ruangan. Saat keberuntungan tidak memihaknya, Tara pun mengalami hari buruk juga.
"Tara, benar kamu mengambil ide campaign video dari sini?" Bu Magda menunjukkan video yang Tara tonton di malam dia dan tim 8 sudah kehabisan ide.