My Magic Eye

Rosi Ochiemuh
Chapter #12

Ingatan Tentang Meriam


Pernahkah kamu merasa dejavu akan seseorang yang mirip denganmu? 

Kesepian bisa saja menyulap seseorang jadi sebongkah kayu yang lapuk. Kaku tapi keropos di dalam sana, sampai tak sama lagi, hilang sudah gairahnya. Seperti itulah kesepian yang panjang pada jiwa seseorang.  



Januari 2017. 


Apa yang kamu takuti selain kesepian yang menyakitkan? ucap Ferdinand, terdengar isaknya. Aku tanpa sengaja mendengar suara itu yang terdengar menyakitkan.

Aku kembali ke ruang tamu. Terlihat Sekar, Ajeng, Gina dan Kiki. Mereka sedang menonton Ferdinand, tokoh utama pria dalam sinetron berjudul, Cinta Sampai Mati yang sedang tayang hari ini di stasiun tv swasta. Jadwalnya tiap hari di jam delapan malam.

"Duh, Ferdinand, kamu pilih aku saja daripada Citata. Aku juga cantik, bahenol, pasti kamu puas deh," celetuk Kiki.

"Huh! Kalau dia pilih Kiki sinetronnya langsung tamat, gak seru dong," cerocos Gita terdengar agak kesal dia. Mungkin adegan sedihnya terganggu karena  celotehan Kiki.

Tak sengaja aku terbahak ketika lewat di depan mereka, ketika ingin ikutan duduk bersantai di sofa panjang sambil minum kopi susu.

Mereka menoleh serempak sambil menegurku, "Mbak Roz, ganggu saja sih. Sana balik ke kamar," sontak mereka bersamaan.

"Aku cuma mau minum kopi di sini, kok. Bosanlah di kamar. Kalian serius banget sama sosok Ferdinand, di sinetron ini tuh tokoh yang menyedihkan. Di dunia nyata dia playboy kelas kakap lho," balasku sambil bercanda.

"Mbak Roz jangan gitu, dong," cibir Kiki. Yang lain malah tertawa mendapati wajah gadis dua puluhan itu merengut.

Begitulah mereka yang kompak jika sedang menonton sinetron percintaan yang mereka sukai karena tokoh utamanya ganteng dan cantik. Aku hanya menggeleng saja, karena aku tidak suka cerita cinta picisan begitu, dan di kosan usiaku paling tua dari mereka. Setelah sebelumnya Mbak Meriam, penghuni paling tua di kosan ini terpaksa harus pindah pulang kampung karena mau dijodohkan sama ibunya dengan pengusaha sawit.

Meski mereka begitu sengitnya mencibirku jika aku mengolok salah satu dari mereka ketika asyik menonton si Ferdinand dan Citata, dua tokoh utama sinetron kesayangan mereka yang panjang episodenya sampai dua kali lebaran. Namun, setelah itu sikap mereka kembali baik dan sopan padaku. Bahkan Kiki pernah beberapa kali menjadikan aku tempat curhatan dan bermanja, karena dia tidak punya kakak. 

Lihat selengkapnya