My Name is Haru

Kingkin Prasetijo
Chapter #2

My Name is Haru 2

Menurut kalian pekerjaan apa yang paling menyebalkan? Menunggu, betul banget! Aku setuju. 

Aku lagi bosen menunggu bel pulang sekolah berbunyi. Bosen mendengarkan bu Netta berkicau tentang tokoh-tokoh pujangga baru atau pujangga cinta. Mbuh, males banget lihat mantan wali kelasku itu. Untung sudah mantan, kalau masih dia lagi sudah pasti kutinggalkan sekolah ini. Aku tidak mau bersitegang lagi dengan si nenek lampir sepanjang tahun. 

"Ru, fokus! Tuh, dilihatin bu peri dari tadi!" Putra menyenggol tanganku yang menelungkup di atas meja.

"Sakit, Plo!" Sahutku melotot. Kepalaku berdenyut nyeri. Efek lemparan bola si kampret sok jagoan tadi masih terasa.

Rasanya ingin cepat pulang, dan tidur di pulau kapukku di rumah. Ah, membayangkan saja aku sudah bahagia, apalagi beneran. Indahnya dunia impian.. 

"Haru, sebutkan tiga novel masa pujangga baru yang baru saja kita pelajari!" Perintah si Nenek lampir membuyarkan impianku. Kepalaku kembali berdenyut.

Putra memintaku bangun dengan matanya. Terpaksa aku mendongak, menatap malas perempuan bertubuh gemuk di depan sana.

"Tiga ya.. ehm, Layar terkembang STA, Pancaran Cinta karya Sanusi Pane, Di bawah lindungan Kabah Hamka," jawabku enggan. Putra menghela napas lega, senyumnya mengembang lebar. Decak kagum terdengar di Antero sudut kelas. Sudah aku bilang kan, otakku cerdas.

Kukedipkan mata puas kearah Putra, lalu kembali menunduk. Aku pengin tidur. Lagi-lagi bu mantan mengganggu.

Lihat selengkapnya