Ceklek
Kudengar suara pintu terbuka. Aku langsung berjalan ke depan untuk melihat siapa yang datang. Mungkin saja mereka sudah pulang, dengan begitu aku memiliki teman bermain nantinya.
"Assalamualaikum," ucap seseorang dengan suara baritonnya, tetapi masih terdengar samar karna pintu utama jauh dari tempatku berada.
"Waalaikumusalam." Kulihat siapa yang mengucapkan salam. "Eh, Pak Anton sudah pulang?" tanyaku langsung.
"Sudah, ini Keysha tolong gantikan pakaiannya dulu. Setelah itu baru siapkan makan siang," suruhnya dengan nada yang lembut.
"Eh, iya, Pak!" jawabku tegas, lalu berjalan menghampiri Keysha yang berdiri tak jauh dariku. "Ayo sayang," ucapku pada Keysha yang nampak kelelahan. Kugenggam jemari Keysha dan segera membawa ke kamarnya untuk berbenah diri sebelum makan siang.
Keysha memang diperlakukan bak seorang putri raja di rumah ini, tidak heran juga mengapa Pak Anton begitu menyayanginya. Keysha sendiri adalah anak yang menggemaskan, tak jarang orang yang berdekatan dengannya ingin terus bersama, aku contohnya. Selain menggemaskan, Keysha juga sangat penurut. Mau itu pada Pak Anton sendiri, atau pada orang lain. Anak sekecil ini sudah bisa menghormati orang yang lebih tua dan juga menghargai pemberian dari orang lain. Keysha memang dididik sangat baik oleh Pak Anton dan Bu Isma, maka dari itu kepribadiannya bisa sebaik ini.
"Tante tau nggak tadi?" tanyanya yang sudah jelas aku tidak tahu apa jawabannya. Anak kecil memang seperti ini, suka melontarkan pertanyaan yang jawabannya hanya dia sendiri yang mengetahuinya. Namun, kita sebagai orangtua harus bisa membuatnya bercerita tentang apa pun yang ingin ia ceritakan. Terkadang mereka melontarkan suatu perkataan yang sama sekali tidak kita mengerti. Itu karena ia yang menginginkan perhatian lebih dari kita, pertanyaan mengenai dirinya misalnya. Itu juga sudah cukup, jika kita tidak mengerti, maka bertanya baliklah padanya. Karena itu yang sebenarnya mereka inginkan, mereka juga ingin diperhatikan lewat tanya jawab.
"Memangnya apa yang terjadi tadi?" tanyaku penasaran. Jelas saja, jika Keysha sudah bertanya seperti itu, maka ada hal yang sangat ia senangi ketika di sekolahnya. Dan aku akan selalu setia untuk mendengarkan semua yang ingin ia ceritakan. Pengalaman yang terjadi pada anak-anak mungkin memiliki hiburan tersendiri untuk kita, para orang-orang dewasa. Aku juga selalu tertawa terpingkal-pingkal kalau sudah mendengarkan Keysha bercerita tentang pengalamannya, baik itu di sekolah atau di tempat lesnya.
Keysha memang sudah dibiasakan ikut les untuk menunjang kinerja belajarnya. Namun, Keysha hanya les di waktu pulang sekolah selama satu jam lamanya. Itu karena Pak Anton tidak ingin membebani pikiran Keysha mengenai pelajaran setiap harinya. Jadi, Pak Anton selalu menunggu saat Keysha les hingga pulang bersamanya lagi, kebetulan les yang diikuti Keysha berada di dekat sekolahnya, maka dari itu Pak Anton sekalian saja menunggu jam les selesai. Pak Anton menerapkan les hanya agar Keysha bisa berkembang dalam segi akademiknya. Keysha bisa sekolah, belajar, dan juga bermain. Itulah sebabnya Pak Anton tidak ingin Keysha terus-menerus menekuni pelajarannya tanpa bermain. Ia takut jika Keysha kurang bermain dan berinteraksi, membuatnya menjadi lebih introvert.
"Tadi di sekolah, Keysha berani maju ke depan untuk menjelaskan cita-cita Keysha!" jelasnya dengan penuh semangat, aku pun tak kalah semangatnya untuk mendengarkan cerita selanjutnya.
Oh, ternyata anak ini sudah menemukan cita-cita yang dia inginkan. Ah, syukurlah ia sudah belajar banyak tentang hal ini. Aku juga tidak perlu panjang lebar menjelaskan tentang cita-citanya nanti.