***
“Ngapain ngikutin gue? Gak puas? Pergi gih,” usir Fairuz berbelok berlawan arah dari tempat renang. Vicki sedari tadi diam, mencoba berpikir.
Di depan sana, kolam renang telah menanti, anak ekskul pun tengah berlatih ringan tanpa diawasi Pembina. “Ok, Fai. Gue cuman bercanda, maaf.” Vicki memilih minta maaf karna mungkin dirinya sudah terlalu kasar.
“Thanks, lo enggak pernah salah. Sekalipun lo udah mainin perasaan gue, Vick.” Ungkapnya sudah menyerah dengan perjuangannya untuk mendapatkan hati cowok ini.
Vicki benar-benar terkejut, tak pernah paham dengan arah hati Fairuz.
“L-lo yakin? Balik latihan aja dulu, gak usah kebanyakan mikirin gue,” Vicki tak bisa menahan dirinya yang seperti ini lebih lama, ia langsung melingkarkan lengannya pada leher Fairuz dan menariknya mendekati kolam renang, berniat menganjahilinya.
“Gue capek ngejar elo, Vicki. Pergi lo atau gue yang pergi?” Fairuz nampak frustasi menghadapi gebetannya.
“Njir, gue beneran bercanda. Jadi gue minta maaf,” Vicki tak menghiraukan apa yang diucapkan Fairuz, tubuh mereka masih lekat dengan seragam sekolah. Beberapa kali saling menatap dalam kesal dan bingung.
BYUUR!
“Kali ini gue yang salah para bucin!“
Arkan sengaja mendorong kedua teman bucinnya ini, sebelumnya ia hanya melintas sekilas. Tapi Arkan justru mencari sensasi setelah melihat kedua teman bucin dipinggir kolam ini.
“Sialan lo, Kan!!” Teriak Vicki tak terima, karna ia tau siapa yang menjadi dalang seperti ini.
“Yang bener aja lo, Arkan!? Vick…,” Fairuz mendekat ke tubuh Vicki, roknya terangkat dan itu sangat memalukan. “M-maaf,” Vicki sedikit berjongkok membuat setengah badannya yang berseragam rompi tenggelam lebih dalam sambil memeluk lembut tubuh Fairuz dan membantu menutupi rok Fairuz,
“Hihi, lo ngambil kesempatan dalam kesempitan ya, Vick? Kalo gengsi bilang aja, udah jadian main Tom and Jarry mulu,” celetuk Ghaida tak kalah jahilnya dengan Si Arkan tadi. Mereka memang sudah terkenal dengan kerecehan, dan kekonyolanya.
Wajah Vicki dan Fairuz memanas, mereka malu setengah mati. Vicki tetap berusaha seperti tidak terjadi apa-apa, dan mengangkat Fairuz dari kolam renang, membiarkan dia naik duluan.
“Thanks, tapi lucu juga kalo lo kayak gini, heheh,” Fairuz reflek menepuk kepala Vicki lembut melupakan kekesalan tadi, Vicki menerima tepukan Fairuz.
“Lo kayak orang aneh tadi, lo enggak kesurupan kan?” Ucap Vicki, membuat Fairuz menyudahi tepukannya.
“Enggak segitunya juga kali. Tadi gue cuman emosi–”
“Lo tetep ikut kan?” Vicki dengan ragu langsung memotong kalimat Fairuz. Dijawab anggukan pasti dari Fairuz disertai senyum tulus.
Yah, mereka pasangan terbucin dan teraneh di kelas 12 ini. Yang kisahnya seperti gambaran novel bucin biasanya, dimana Fairuz yang selalu mengejar-ngejar Vicki dengan sifat konyol dan lelucon garingnya.
Lapang panahan terbuka luas. Tak sedikit yang datang untuk latihan, wajar saja karna ini jamkos. Lila mengamit anak panah, bersiap. Aska berada di belakangnya.
“Gimana Si Singa tadi?” Tanya Aska berbasa-basi, mengikuti gerakan Lila.