A-Teen

Zzardna
Chapter #8

4. Debarang yang lain

***

Tujuan kedua, Elza memilih ke taman belakang sekolah.

Sepi, Siapa tahu Si Curut lagi galau disini.

Praduga Elza sebelum memutari bangku-bangku taman. Sudah hampi satu jam ia tak menemukan sosok Arnanda. Elza memilih duduk di bangku dekat pohon manga yang cukup rindang.

“Sial, kalo tahu gini. Mending latihan sendiri, udah gitu buang-buang waktu lagi,” Elza menyandar, menikmati angin yang melintas lembut.

“Berisik

Elza sontak berdiri mengambil ancang-ancang, siaga satu. Ia di kagetkan dengan suara teguran entah berasal dari mana.

“S-siapa?” Elza mengenyahkan bayangan fantasi yang mengatakan kalau pohon ini ada penghuni atau sebagainya.

“Gue,” jawabnya lagi. Elza masih di posisinya.

“Ah, lo curu– “ Elza membalas tertahan, takut jika akan disuruh mencari curut lagi. Ia terdiam, berharap kalau sosok itu yang ia cari daritadi.

“Gue Arifin, pergi gih. Lo nyari curut? Arnanda kan yang lo maksut?” Tangan Arifin melambai keluar dari dahan pohon, Elza sedikit maju dan mendongak melihat Arifin berbaring santai, memejamkan matanya di atas dahan besar.

“He`em,” Elza hanya bisa membatin, dia tidur di sana?

“Kesialan lo udah nyebar seantero sekolah, gossip sana-sini. Bikin telinga gue bengkak.” Arifin tak bergerak sedikitpun, “Pergi gih, Arnanda gak ada.” Sambung Arifin cepat.

Tanpa disuruh pun Elza sudah berjalan menjauh setelah mendengar jawabannya.

“Za,” Panggil Jimi dari kelas lain, tengah berniat menuju perpustakaan. “Gak latihan? Gue denger lo juga ikut tanding juga,” Jimi menyusul langkah Elza. 

“He`em, elo yang ini? Jimi, kan?” Elza membukan beberapa lembar di sketchbook A7. Jimi yang di tunjukkan gambar wajahnya itu memangguk tersenyum.

“Gambar lo bagus,”

“Otak gue yang senklek. Ah, nyari curut asli sama curut Si Jefry sama-sama susah.” Gerutu Elza, sudah di depan perpustakaan.

Lihat selengkapnya