Hari tersibuk!
Dimana, setelah lima menit sampai ditempat kerja, sebuah truk box terparkir di halaman belakang toko. Tepat didepan gudang penyimpanan barang.
Andy, salah satu rekan kerjaku lebih dulu menyambut truk bermuatan buah-buahan dengan membantu sang sopir truk memarkirkan kendaraannya ditempat yang tepat
Toko swalayan yang luasnya setengah dari lapangan sepak bola memiliki 8 orang karyawan. Aku, Mery, Sheila dan Andy selalu mendapat shift pagi. Dan empat karyawan lainnya yang rata-rata berkuliah, mendapatkan shift sore hingga toko tutup pada jam 10 malam.
Tidak ada manager yang mengawasi pekerjaan kami. Semua dibawah pengawasan secara langsung oleh sang pemilik pasar modern tiga terbesar dikotaku tinggal.
Jenderal Wong Fei Hung, biasa kami memanggilnya. Karena beliau begitu lihai dalam seni bela diri, kungfu.
Nama aslinya adalah Fang. Tetapi, ibunya yang sudah lanjut usia lebih sering memanggilnya dengan nama Feng.
Feng belum menikah meskipun usianya sudah menginjak kepala 5. Dimata karyawan, bos Feng dikenal sebagai sosok yang pekerja keras diantara dua saudaranya yang lain.
Terbukti, dibawah kendali Feng, yang tadinya hanya sebuah toko kecil yang memiliki satu karyawan, kini menjelma menjadi pasar modern dengan 8 karyawan di dalamnya.
Dulunya, toko kecil milik keluarga Feng hanya menjual sembako sehingga tidak begitu menarik perhatian saudara-saudara Feng untuk mengelolanya. Namun, saat Feng berhasil mengembangkan usaha yang sudah menjadi turun temurun keluarganya, saudaranya yang lain mulai berebut ingin mengambil alih usaha yang sudah susah payah Feng kelola.
Feng yang pandai bersiasat kemudian membalikkan nama usaha dan juga bangunan atas nama dirinya dengan persetujuan ibu kandungnya.
Mudah bagi Feng untuk mendapatkan persetujuan sang ibunda. Karena selama ini Feng-lah yang terus menerus mengurusi semua kebutuhan ibunya yang sudah berusia 81 tahun. Bahkan, Feng mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk berbakti kepada sang ibu dengan cara memilih untuk tidak menikah dengan perempuan lain. Jika nantinya memiliki istri, ia takut tidak bisa fokus mengurus ibunya dengan baik.
Feng menawarkan pada saudaranya yang lain dengan bagi hasil beberapa persen dari keuntungan setiap tahunnya.
Cerita itu sudah lama kudengar dari mulut Andy. Karyawan paling lama bekerja di supermarket milik Feng yang kini menjadi tangan kanan sang pemilik jika sang pemilik sedang tidak berada ditempat usahanya.
Berkat Andy juga, aku bisa bekerja di supermarket milik Feng.
Sebagai karyawan, selain bertugas menjaga toko dan melayani costumer dalam transaksi jual beli, terkadang aku dan pekerja lainnya merangkap sebagai petugas bersih-bersih yang membersihkan setiap sudut toko. Termasuk area parkir depan dan belakang.
Tidak ada sekat pembatas pekerjaan laki-laki dan perempuan. Misalnya saja, pekerja wanita juga turut andil dalam memindahkan barang-barang dari peti kemas menuju gudang penyimpanan.
Pekerjaan berat seperti itu seringkali mendapat protes keras dari Mery. Gadis berusia 25 tahun yang memiliki tubuh paling kecil diantara para pegawai.
Pernah suatu waktu, Mery mengalami insiden yang membuatnya harus menginap beberapa hari di rumah sakit karena mengalami keretakan pada tulangnya.
Pada saat itu, Mery tengah mengangkat kardus yang tingginya menutupi pandangannya yang berada di depan, saat ia melewati lorong rak-rak sabun. Mery yang tidak melihat ada papan kuning berdiri tegak ditengah lorong terus melesat berjalan di lantai yang basah dan licin.
Alhasil, kaki Mery terpeleset dan tubuhnya terpelanting kebelakang. Nahasnya, kardus berisi detergen yang dibawa oleh Mery, jatuh menghantam tubuh Mery yang kurus. Mery segera dibawa ke rumah sakit seketika ambulans datang menjemputnya.
***