My Old Story

arina winter
Chapter #7

Bab 7 - Elegi

Sang pusat tata surya menampakkan wajahnya di ufuk timur. Sinarnya melewati celah gorden feldgrau berlapis renda berwarna emas yang terpasang dibalik jendela kaca kamar tidur.

Sebelah tanganku meraba-raba mencari bed cover yang hanya menutupi kaki kananku. Kemudian menariknya dan menutupi seluruh tubuhku, termasuk menutupi kedua pelupuk mataku yang terganggu akan sinar kuning terang sang surya.

Sepertinya sejak tak memiliki pekerjaan, aku mulai alergi terhadap matahari. Aku lebih memilih menghabiskan waktu berlama-lama ditempat tidur. Mengabaikan suara ayam jantan milik tetangga yang berkokok ataupun melewatkan sarapan pagi yang biasa kulakukan sebelumnya.

Mulai membenci orang-orang berpakaian rapi yang berlalu lalang saat berpapasan dengan mereka tanpa alasan yang jelas.

Saat swastamita berakhir, berganti candra yang bersinar ditengah gulitanya malam. Seperti memberikan ketenangan, dan mulai bisa memberiku ruang bernafas disisi lain hari itu.

Tiga bulan sudah aku tenggelam dalam keputusasaan dan hidup layaknya zombie.

Ada banyak perubahan yang tiba-tiba tadinya kusuka dan sekarang membencinya.

Seperti, bulan yang dulu kusukai adalah bulan Juli yang mana merupakan bulan kelahiranku. Namun sekarang aku ingin sekali menghapusnya.

Bertambahnya satu usiaku, tetapi tidak ada perubahan dalam hidupku.

Apakah selama ini aku kurang berjuang? Sepertinya tidak!

Langkahku terhenti karena tidak ada lagi kesempatan yang menerima pekerja diusiaku. Karena aku memiliki anak yang mereka bilang akan memecah konsentrasi pekerjaanku. Aku tidak memiliki pengalaman bekerja yang layak. Karna sepanjang usia 20an, aku menghabiskan untuk mengabdi pada suami yang dulu menyerahkan semua urusan rumah tangganya ditanganku.

Membangun kembali usaha yang sudah pernah porak poranda?

Haha!

Membangun usaha kembali tidak seperti memiliki sugar daddy. Setelah bercinta dengannya lalu berbisik manja ketelinganya sambil bergerilya jari-jari lentik pada dadanya yang berbulu "sayang, aku mau iphone terbaru!"

Dan esok harinya.

Taraa! Sebuah ponsel terbaru sudah berada ditangan.

Dan tidak semudah mengucapkan mantra 'abacadabra' lalu usaha tersebut terbangun dalam waktu semalam. Kecuali, berada di lingkaran previlege yang bisa menjadi back up saat meng-cover usahamu yang jatuh.

Sayang, aku tidak memiliki semuanya.

***

5 tahun yang lalu.

Jam dilayar ponselku sudah menunjukkan pukul 21.05. Sudah 2 jam aku menunggu didepan ruang praktek dokter spesialis kejiwaan. Namanya dokter Eka Widyanto, tertulis pada papan putih kecil yang menempel di depan pintu ruang prakteknya.

Lihat selengkapnya