My Part Time Job as an Assassin

alcyon2011
Chapter #1

Prolog

Pria muda itu duduk temenung di kursi santai di balkon kamar hotelnya. Dia sedang menunggu sesuatu. Diminumnya secangkir kopi yang baru saja dia buat. Diambilnya sebatang cerutu merk Gohiba Behike dari kotak khusus dan menyalakannya. Dihisapnya cerutu itu dalam-dalam. Aroma nikmatnya membuat pikirannya rileks.

Dia bersandar ke kursi, menatap tower-tower tinggi yang berjejalan di seantero Edo, sejauh mata memandang. Beberapa dari tower itu adalah miliknya. Dia bisa mengenalnya, tahu namanya, dan ingat setiap sejarah pencapaian yang telah dia lakukan saat mengambil alih kepemilikan tower itu atas namanya. Dia tidak pernah menduga, dalam usia dua puluh lima tahun ini, dia menjadi pengusaha tersukses di bidang properti.

Dia ingat bagaimana dia dahulu, usia lima tahun, saat ibunya ditembak mati bapaknya karena selingkuh dan bapaknya yang bunuh diri meninggalkannya sendirian. Dia ingat saat dia mengais-ngais sampah, berebut tulang seperti anjing liar, dan saling bunuh hanya karena lapar.

Masa itu seperti neraka baginya. Sangat mengerikan bila dia ingat lagi. Hampir tujuh tahun dia bertahan hidup di jalanan hingga akhirnya seorang malaikat mengangkatnya dari lubang terdalam dan menawarkan kehidupan menjanjikan.

Disesapnya lagi Gohiba Behike untuk selanjutnya diletakkan di asbak saat didengarnya suara bel pintu. Tamu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Dilihatnya lubang pintu, wajah bodyguard yang dia kenal terlihat disana bersama tamu. Dia lalu membuka tiga lapis kunci.

Sang bodyguard mempersilakan tamunya masuk. Seorang gadis berusia kisaran empat belas tahun, terlihat polos dengan rambut hitam yang terurai dan mengenakan seragam pelaut biru, seragam khas SMP di wilayah Kekaisaran Asia Timur Raya.

Pria muda itu menatap bodyguardnya, menanyakan keamanan gadis ini. Si bodyguard mengangguk yang dibalas dengan senyum tipis si pria. Pria itu lalu mempersilahkan si gadis lugu ini menuju ke ruang tidur.

Presidensial suit hotel sekelas Kawamura adalah yang terbaik yang ada di seluruh ibukota Edo. Kamar itu memiliki satu ruang tamu, satu ruang kerja, dua kamar tidur, dua kamar mandi, satu dapur, satu ruang cuci, dan balkon yang nyaman.

Si pria menunjukkan kamar mandi kepada si gadis, memintanya mandi dulu. Dia juga menawari makanan atau minuman kepada si gadis. Tapi gadis itu menolak sambil menunjukkan kalau dia sudah membawa Boom Boom Lemon, minuman soda kesukaannya.

Bersamaan dengan itu pula dari jarak dua ribu meter jauhnya, di salah satu ruangan kosong di lantai tertinggi Nakatomi Plaza, Rebecca Vizla menyaksikan semua kejadian di kamar pengusaha muda itu melalui sebuah tablet berukuran 6 inci yang tersambung ke teropong monocular Tipe 40 berpemindai laser yang berdiri di atas tripod kecil di tepi jendela.

Dia baru saja menyelesaikan proses perakitan part terakhir dari senapan runduk miliknya, SPR-4 tipe A, senapan runduk kelas menengah buatan Pindad yang sudah dimodifikasi untuk menjangkau jarak hingga dua ribu meter serta dapat memuat peluru kaliber 50. Setelah proses perakitan selesai, diletakkan senjata itu tepat di samping teropong.

“Alexander Hashimoto,” desis Rebecca Vizla sambil membandingkan imej wajah yang muncul di ponsel miliknya dengan yang ditampilkan di tablet. Memastikan bahwa target sesuai dengan yang diminta Pilatus.

Lihat selengkapnya