My Prince My Bodyguard

Lisna W Amelia
Chapter #12

12. Hold Me

Seorang pedagang arum manis tengah sibuk melayani anak-anak yang mengantri untuk bagian arum manisnya. Sekilas Al melihat kapas-kapas manis itu dari sela kerumunan pembeli saat tengah mendorong kursi roda Lea keluar dari area pasar malam.

 "Ke taman itu dulu, yu...?" ajak Lea saat mereka akan melewati taman.

 Tanpa menjawab, Al langsung melangkah masuk ke dalam taman yang tidak terlalu luas itu. Bahkan, dari taman itu berada di pinggir jalan raya. Al berhenti di dekat kolam air mancur yang di sisi-sisinya dikelilingi lampu hias.

 "Gak nyangka bakal datang ke tempat-tempat kayak gini. Pasar malam, taman kota juga," kata Lea sambil memandangi air mancur.

 "Jadi, ke mana aja non selama ini?" tanya Al datar.

 Lea menoleh seraya memicing pada Al. "Gue sibuk belanja di Paris, Milan, Hongkong, dan negara-negara lain! Puas?!"

 "Ya... kelihatan, kok." Al tidak bermaksud mencibir, tapi tetap terkesan seperti iitu.

 Lea yakin Al tengah meledek atau semacamnya. "Denger, ya! Belanja itu juga pekerjaan mulia! Kalau gak ada yang belanja, roda ekonomi dunia bisa macet! Kemajuan Ekonomi itu ditentukan dari adanya transaksi."

 Al menghela nafas dalam-dalam. "Jadi, yang Nona pelajari dari ekonomi cuma itu? Please, jangan naif. Ekonomi dunia? Umm… jangan ngomongin dunia dulu, deh! Kita ngomongin perekonomian di Indonesia aja. Saya rasa yang bisa menyelamatkan perekonomian Indonesia itu, ya... saya yakin Nona ngerti, ya orang-orang kayak Nona. Seandainya orang-orang kayak Nona bisa bantu pengusaha-pengusaha kecil dengan beli hasil produksi mereka, mungkin itu yang bisa meningkatkan taraf perekonomian kita. Toh, hasil produksi dalam negri gak kalah oke, kok. Ngapain jauh-jauh ke luar negri. Cuma demi brand terkenal? Hedonis! Bahkan, almarhum Abdurrahman Wahid pernah meramalkan kalau perekonomian Indonesia akan hancur seandainya rakyatnya lebih menyukai produk luar negri, bukannya produk lokal."

 Lea berpikir sambil mengerucutkan bibir. “Bener juga, sih! Omongan gue tadi emang terlalu dangkal.”  Itu hanya alibi konyol untuk menyelamatkan pandangan orang tentang hobi belanjanya. "Oke, lo bener!" sahutnya malas.

 "Prinsip Nona juga sebenarnya tepat. Tapi, pemahaman Nona tentang belanja itu yang salah," imbuh Al.

 "Hei, bentar! Lo itu tentara, ngapain ngurusin ekonomi? Lo bahkan berani nyalahin gue!" Lea mulai kagum sekaligus heran.

 "Kalau salah, ya dibenerin," jawab Al sekenanya.

 "Hmm... gue rasa gue mulai ngerti kenapa Opa bilang kalau gue gak boleh nyamain lo sama bodyguard gue sebelumnya. Haha!" Lea tertawa pelan. "Sekarang, gue malah jadi penasaran sama buku-buku tebel lo itu." “Ya, dilihat dari segi mana pun dia terlalu sempurna buat dijadiin bodyguard, kan?”

 “…” Al tidak mengerti, itu pujian atau ledekan?

 "Sini!" Lea mengulurkan kedua tangannya, seperti mau memeluk.

Al mengernyit. "Sini apanya?" tanyanya kaku.

"Bonekanya...," jawab Lea. "Di sini dingin, jadi mau peluk boneka biar hangat."

"Ooh...." Apa Al baru saja berpikir yang tidak-tidak? Akhirnya, ia memberikan tedybear itu, dan langsung Lea peluk. "Kalau gitu, kita pulang sekarang, aja? Takut kemaleman, nanti Nona sakit, lagi."

Tapi, sebelum Lea menjawab, tiba-tiba Al teringat sesuatu. "Eh, tapi saya ke sana dulu sebentar. Gak papa kalau Nona nunggu sendri di sini?"

"Umm… ya udah, lagian gue masih mau di sini, kok." Lea mengangguk. “Jangan lama-lama tapi, ya.”

“Iya.” Al berlari, kembali ke arah pasar malam.

Sebenarnya, Lea penasaran dengan apa yang ingin Al lakukan. Tapi, setelah Al menghilang dari pandangannya, ia memilih kembali fokus pada kolam air mancur di depannya.

Tak lama, ponsel ILe yang diletakan di kursi rodanya berdering. Ia sampai kaget karena ponsel itu sedikit terduduki. Terlihat nama Nando di layarnya. "Hallo, Nan...?"

"Kamu di mana?" tanya Nando dari ujung telpon. "Aku ke rumah, tapi kamu gak ada. Ini aku lagi dijalan mau balik."

"Oh, sorry. Aku lagi keluar sama..." Lea berpikir sejenak. "Sama bodyguard aku."

"Kalian keluar berdua?" Suara Nando terdengar tidak percaya.

"Iya, tapi ini juga udah mau pulang, kok."

"Kalian di mana sekarang?”

Lea mengedarkan pandangan. "Ini... di mana, ya? Di taman dekat pasar malam pokoknya. Aku juga gak hafal daerah sini."

~~~

Lihat selengkapnya