Pov Derry
Gue merasa tidur siang Lisa lama sekali. Bahkan sampai malam hari, berkali-kali gue mencoba menghubungi, tetap juga tidak bisa. Tidak kuat menahan ngantuk menunggu, gue ketiduran sampe pagi dengan kondisi HP gue di deket kuping.
Saat terbangun pagi pun, gue langsung memeriksa HP. Tapi Lisa masih tetap tidak ada menghubungi gue dan HPnya pun masih belum aktif juga.
Gue mencoba bertanya ke Rendy dan Hera, apakah Lisa ada menghubungi mereka dari kemarin? Komunikasi gue, Rendy, Hera dan Lisa masih berjalan baik semenjak kuliah.
Tetapi mereka hanya mengatakan , sama sekali tidak ada Lisa menghubungi mereka. Malah mereka balik bertanya, ada apa dengan gue dan Lisa sampai gue harus bertanya seperti itu ke mereka.
Drrr… Drrr… Rendy langsung menelepon gue. “Kenapa Der? Kok loe nanya Lisa ke gue. Kalian ada masalah?” tanya Rendy.
Semua gue ceritakan dengan cepat ke Rendy. Dari mulai perkenalan Lisa dengan Rico. Sampai firasat Lisa akan perjodohan antara Rico dan dia.
“Loe tahu kan alamat Lisa? Kalau loe tahu, mending sekarang loe ke rumahnya,sebelum terlambat!” tegas Rendy menyuruh gue bergerak cepat.
“Hmm… oke deh.” Agak ragu memang untuk mengiyakan ide Rendy ini, tapi semakin waktu bergulir, hati gue semakin khawatir.
Segera gue mematikan telepon Rendy dan bergegas ke rumah susun Lisa.
Sesaat setelah sampai di parkiran motor depan rumah susun Lisa, Gue langsung memarkirkan motor dan berjalan cepat menuju lift rumah susun tersebut.
Gue langsung berjalan cepat setelah pintu lift terbuka di lantai 10 rumah susun ini. Sambil berjalan gue memperhatikan setiap nomor yang ada diatas pintu masuk. Dari cerita Lisa yang gue ingat, Lisa pernah bilang kalau dia tinggal di lantai 10 nomor 20E.
Sesampainya di depan pintunya. Gue mengetuk-ngetuk, namun tidak ada jawaban dari dalam.
Mungki karena terganggu dengan suara gue,Tetangga lisa keluar dan bertanya dari depan pintu rumahnya. “Nyari siapa, Dek?”
“Saya nyari teman saya, Bu. Namanya Lisa. Bener kan Bu ini rumahnya?”
“Bener Dek. Tapi kayanya sekarang lagi gak ada orang deh… soalnya semalam mereka sekeluarga bawa barang banyak, kaya mau pindahan gitu, Dek,” terang ibu itu menjelaskan ke gue.
Kata-kata ibu itu membuat gue terdiam. Pergulatan hati gue semakin kuat, apakah perjodohan itu bener adanya atau tidak? Kemana Lisa? Bagaimana dengan hubungan gue dan dia? Apa perjalanan gue dan dia selama 4 tahun ini hanya berakhir tanpa kepastian saja?
Perlahan gue pergi dari depan rumah Lisa. Gue benar-benar bingung kemana harus mencari Lisa sekarang.
***