My Rainy Season

Elara Murako
Chapter #2

Pertemuan kedua

Magnet uang lebih kuat daripada gravitasi bumi. Buktinya, kita dipertemukan olehnya.

***

Rain meminum habis segelas jus jeruk yang ia temukan di atas meja. Rain tak sempat minum air setetes pun sejak memulai hukuman dari Kepala Sekolah. Karena itu ketika melihat air segar berwarna jingga di atas meja langsung Rain ambil dan minum. Airnya terasa lebih segar karena masih dingin dan harganya gratis.

"Kesurupan, Neng?" tegur pemilik jus jeruk yang Rain habiskan. Rain memasang wajah tanpa dosa ketika ditegur seperti itu. Gadis ini malah duduk di kursi dan melihat-lihat camilan yang masih tersisa banyak di atas meja kantin. Ada keripik kentang kesukannya, coklat dan juga gorengan. Makanan tidak sehat tapi sangat enak.

"Minuman aku habis! Ludes sudah!" protes Sisca sambil membalikkan gelas jus jeruknya di atas meja. Tak ada setetes pun jatuh dari gelas itu akibat diteguk habis oleh teman satu kelasnya itu.

"Maaf, Sis! Aku haus karena dihukum Pak Dharmawan. Mana uangku habis pula," keluh Rain. Bibirnya manyun dan pipinya menggelembung membuatnya terlihat sangat imut. Ia merogoh saku kemejanya dan tak menemukan uang sepeser pun di sana. "Tadi ada laki-laki meminjam uang untuk bayar angkot," ungkap Rain.

"Apa?" pekik Sisca. Dia menyibak rambut hitam panjangnya kemudian melipat kedua tangan di dada. Sementara Rain nyengir kuda ketika melihat mata sahabatnya itu terbuka lebar. "Kamu bayar ongkos siapa? Memang dasar kamu itu, tak tahu bodoh apa terlalu baik!" omel Sisca. Tangan Rain menggaruk kening sambil menunduk takut.

Rain memutar mata coklat bulatnya. Tumbuh pendek yang hanya setinggi 147 cm meliuk-liuk malas di atas kursi. "Aku pikir dia bakalan ganti! Kelihatannya juga orang kaya dia! Gak mungkin kalo gak bayar hutang!" kilah Rain sambil memutar jari telunjuknya di atas meja.

Sisca menghela napas kemudian menghembuskannya melalui mulut dengan halus. "Jadi kamu dihukum Pak Dharmawan lagi? Kenapa? Telat, ya?" tebak Sisca. Perempuan yang sudah menjadi sahabat Rain sejak SMP itu malah tertawa geli. Bukan rahasia lagi Rain memang sering mendapat hukuman dari Pak Dharmawan - Kepala SMA Kertajasa. Hukumannya beragam, mulai dari telat masuk sekolah dan kelas, menginjak lantai basah, sampai yang paling lucu jalan tak hati-hati dan menabrak perut buncit Pak Dharmawan. "Hubungan kamu sama Kepsek romatis banget, ya? Sampai beliau dengan senang hati memberikan hukuman," ledek Sisca.

Rain melempari Sisca dengan keripik kentang yang dia dapat gratis dengan mengambilnya tanpa izin dari si empunya. "Temen sengsara malah diledekin! Mana tadi disuruh nyapu halaman belakang! Tangan aku sakit tahu!" omel Rain. Namun tak membuat Sisca berhenti tertawa puas. Tangan Sisca dengan gemas mencubit pipi Rain.

Kantin saat itu ramai dengan siswa yang sedang menikmati waktu istirahat. Rain menggelengkan kepalanya, ia tak percaya bisa menyapu halaman dari daun kering hingga masuk jam istirahat. Pantas saja tangannya pegal. Untung saja kursi putih di kantin lumayan membantu meringankan lelah dengan duduk bersandar dan santai di atasnya.

Lihat selengkapnya