Elang selalu bangun pukul setengah 5 subuh. Rutinitas yang ia lakukan olahraga mengelilingi komplek rumahnya, sarapan hanya dengan sereal, menyempatkan membaca buku pelajaran dan berangkat ke sekolah.
Sejak kecil Elang selalu menjadi ranking pertama, baik sejak TK hingga SMA. Tidak pernah dalam kamus Elang menjadi yang kedua, baginya hidupnya selalu menjadi juara.
Ia memiliki lemari besar yang berisikan piala. Dari perlombaan cerdas cermat, menggambar, olahraga hingga lomba makan. Elang memang selalu mengejar event perlombaan sebagai unjuk diri kemampuannya. Bukan untuk mendapatkan pujian atau piala, ia hanya ingin membuktikan jika ia mampu melakukannya.
Namun sudah setahun ini Elang berhenti melakukan kegiatan tersebut dikarenakan memasuki kelas 3 SMA ia mulai mengikuti les di 3 tempat dan ia juga mulai tertarik dengan seorang perempuan, di mana hal itu lebih menarik dibandingkan sebuah perlombaan.
Gadis itu bernama Kana, gadis mungil dengan rambut sebahu yang ia lihat di taman perumahannya. Beberapa hari ia berpapasan dengan gadis itu, Elang baru mengetahui jika Kana tinggal di apartemen perumahannya. Apartemen dalam perumahan? Ya memang unik tetapi itulah kenyataannya.
Satu minggu kemudian Elang bertemu lagi dengan Kana di sekolahnya. Entah Elang yang terlalu cuek, tetapi ia baru tahu jika Kana satu sekolah bahkan kelas mereka bersebelahan. Elang juga baru mengetahui ketika awal masuk sekolah mereka sempat satu grup dalam kegiatan hiking.
Elang mulai memberanikan menyapa walau hanya sekedar anggukan ketika di lingkungan rumah dan sekolah hingga akhirnya ada satu kesempatan ia bisa berdua dengan Kana ketika mereka tengah belajar di perpustakaan.
Elang mengajak Kana berpacaran yang luar biasanya gadis itu mengiyakan padahal mereka belum pernah mengobrol, pergi berdua atau bahkan saling bertukar pesan.
Dan kini sudah 5 bulan mereka berpacaran. Hubungan mereka yang awalnya saling diam kini saling terbuka satu sama lain. Elang semakin mengenal Kana yang cukup cerewet, manja, pemalu dan memiliki wawasan terbuka. Kana juga bukan tipe perempuan yang jaga image, gadis itu memiliki nafsu makan yang banyak dan ketika menyukai sesuatu ia akan memperlihatkan dengan ekspresif.
Dan satu lagi, diantara hubungan mereka Kanalah yang aktif.
Elang teringat bagaimana Kana yang dengan santai menggenggam tangannya, memeluknya bahkan Kana suka sekali mencium pipinya yang terkadang membuat Elang merasa kewalahan dengan kepolosan kekasihnya.
Kana juga tidak sungkan mengundangnya ke apartemen di mana Kana sejak masuk SMA tinggal seorang diri. Hal itu disebabkan orangtua Kana tinggal di Bogor untuk bekerja dan Kana mendapatkan beasiswa di Bandung.
Dengan umur yang masih belasan tahun, bagi Elang Kana sangatlah mandiri. Gadis itu pintar memasak, setiap pagi Kana akan menyempatkan diri untuk berbelanja sayur ditemani olehnya dan Kana memiliki hobi mencuci baju.
Hobi yang aneh.
“Eh, ambil tugasnya punya Elang ih!” bisik salah satu teman sekelasnya yang masih bisa di dengar Elang.
“Segan ah, kamu aja deh!”
“Kan aku udah kemarin, sekarang giliran kamu.”
Elang menghela nafas. Padahal ia tidak pernah berantem, tidak pernah mencari masalah tetapi selalu saja orang-orang takut kepadanya.